Suara.com - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi mengalami koreksi pada perdagangan Kamis, 22 Mei 2025. Hal ini seiring tekanan dari sentimen global serta belum mampunya indeks menembus level resistance teknikal penting.
Pada perdagangan Rabu, 21 Mei 2025, IHSG ditutup menguat sebesar 0,67 persen disertai dengan aksi beli bersih asing (net buy) mencapai Rp 993 miliar. Saham-saham yang paling banyak dikoleksi investor asing antara lain BBCA, ANTM, BBRI, BMRI, dan GOTO.
Namun demikian, secara teknikal, IHSG menghadapi tantangan di area resistance 7.170. Jika indeks gagal menembus level tersebut, maka peluang koreksi cukup terbuka. Support jangka pendek berada di kisaran 7.040–7.070, sementara resistance berada di kisaran 7.170–7.230.
"Jika IHSG gagal break resistance di 7.170, maka ada potensi koreksi teknikal dalam jangka pendek. Pelaku pasar perlu mencermati pergerakan indeks hari ini karena sentimen global masih memberikan tekanan," ujar Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman dalam laporan riset hariannya yang dikutip, Kamis (22/5/2025).
Tekanan global, menurut Fanny merujuk pada kejatuhan indeks-indeks utama di Wall Street semalam. Indeks Dow Jones Industrial Average tercatat turun tajam sebesar 1,91 persen, disusul S&P 500 yang melemah 1,61 persen, dan Nasdaq Composite yang terkoreksi 1,41 persen.
Pelemahan ini dipicu lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Yield obligasi 30 tahun mencapai 5,09 persen level tertinggi sejak Oktober 2023 sementara imbal hasil atau yield obligasi acuan 10 tahun juga naik ke 4,59 persen.
Kenaikan imbal hasil ini terjadi akibat kekhawatiran investor terhadap RUU anggaran baru yang sedang digodok di Kongres AS. RUU tersebut, yang diperkirakan akan disahkan menjelang Memorial Day oleh Ketua DPR AS Mike Johnson, dianggap akan memperburuk defisit fiskal Amerika Serikat. Investor merespons dengan aksi jual masif di pasar saham.
Sektor ritel dan kesehatan menjadi yang paling terpukul. Saham Target anjlok 5,2 persen setelah perusahaan menurunkan proyeksi penjualan tahunan, dipicu oleh ketidakpastian tarif dan respons publik terhadap program keberagaman perusahaan.
Sementara itu, saham UnitedHealth merosot 5,8 persen usai HSBC menurunkan peringkat sahamnya. Raksasa teknologi seperti Apple dan Amazon juga turut melemah seiring tekanan dari kenaikan imbal hasil.
Baca Juga: Update Bursa: Wall Street Anjlok Tajam, BI Rate Turun, IHSG Terancam Melemah Hari Ini
Di pasar Asia-Pasifik, pergerakan bursa cenderung variatif. Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,61 persen, dan Topix melemah 0,22 persen.
Sementara indeks Kospi Korea Selatan justru menguat 0,91 persen, dan Kosdaq naik 1,13 persen. Indeks S&P/ASX 200 Australia juga naik 0,52 persen, Hang Seng Hong Kong bertambah 0,51 persen, CSI 300 China naik 0,47 persen, dan Taiex Taiwan meningkat 1,29 persen.
Di tengah gejolak global, investor juga mencermati kebijakan moneter domestik. Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) tanggal 20–21 Mei 2025 memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan (BI-rate) sebesar 25 basis poin menjadi 5,50 persen.
Keputusan ini diambil untuk menjaga daya dorong pertumbuhan ekonomi nasional di tengah tekanan eksternal dan nilai tukar yang relatif stabil.
Saham-Saham Rekomendasi Hari Ini
Fanny Suherman merekomendasikan enam saham dengan status speculative buy untuk perdagangan harian:
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Drama Saham DADA: Dari Terbang 1500 Persen ke ARB Berjamaah, Apa Penyebabnya?
-
Emiten Afiliasi Haji Isam PGUN Buka Suara Soal Lahan Sawit
-
Resmi! Pansel Dewas dan Direksi BPJS 2026-2031 Dibentuk, Seleksi Dimulai Pekan Ini
-
Menko Airlangga Bongkar Alasan Cabut PIK 2 dari Daftar PSN Prabowo
-
Telkom Dukung Kemnaker Siapkan Program Pemagangan bagi Lulusan Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Menkeu Purbaya soal Perang Dagang AS-China: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung!
-
Dikritik 'Cawe-Cawe' Bank BUMN, Menkeu Purbaya: Saya Dewas Danantara!
-
Jurus Kilang Pertamina Internasional Hadapi Tantangan Ketahanan Energi
-
IFG Catat Pengguna Platform Digital Tembus 300 Ribu Pengguna