Suara.com - Pemerintah Indonesia dan United Nations Global Compact (UN Global Compact) menyelenggarakan "Konferensi Tingkat Tinggi Bisnis Global Perdana mengenai Investasi Infrastruktur 'Sabuk dan Jalan' untuk Bisnis, Dunia, dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang Lebih Baik".
Salah satu hasil penting dari acara tersebut, Huayou Cobalt bersama UN Global Compact dan 19 organisasi mitra secara resmi meluncurkan "Jaringan Aksi Komunitas Korporat China-Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan" guna mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan melalui kemitraan bilateral yang strategis.
Prakarsa Sabuk dan Jalan atau Belt and Road Initiative merupakan inisiatif pembangunan infrastruktur global yang diluncurkan China pada 2013 untuk meningkatkan konektivitas dan kerja sama ekonomi antarnegara.
"Sejalan dengan semangat 'Prakarsa Sabuk dan Jalan', Huayou berprinsip bahwa di manapun kami berinvestasi, kami harus berkontribusi pada ekonomi dan masyarakat lokal," ujar Gao Baojun, Senior Vice President Huayou Cobalt sekaligus Presiden Huayou Indonesia Nickel Industry Group ditulis Minggu (1/6/2025).
"Lewat kerja sama strategis dengan pemangku kepentingan, kolaborasi, serta harmonisasi kebutuhan masyarakat dengan desain proyek bisnis, kami akan mengembangkan program pemberdayaan yang inklusif dan berkelanjutan," tutur Gao Baojun.
Upacara penyalaan lampu secara simbolik menandai komitmen Jaringan Aksi ini terhadap pembangunan berkelanjutan.
"Mari kita bersama-sama jadikan peluncuran jaringan aksi ini sebagai momen untuk mendorong model pemberdayaan masyarakat yang partisipatif melalui kolaborasi antarmitra, keterlibatan aktif komunitas, dan dukungan pemerintah," tambah Gao Baojun.
"Mari bekerja sama membangun masa depan yang lebih baik, sekaligus mendukung implementasi Prakarsa Sabuk dan Jalan yang berkualitas demi mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan," pungkasnya.
Sebagai informasi, hadir dalam upacara peluncuran antara lain Gao Baojun, Siddharth Chatterjee (Koordinator Residen PBB di China), Gita Sabharwal (Koordinator Residen PBB di Indonesia), Y.W. Junardy (Presiden UN Global Compact Network Indonesia), Liu Meng (Perwakilan UN Global Compact di China), serta perwakilan dari berbagai organisasi inisiator Jaringan Aksi ini.
Jaringan Aksi ini mengintegrasikan sumber daya pemerintah, perusahaan, organisasi internasional, dan organisasi non-pemerintah dari China dan Indonesia.
Dalam implementasinya, inisiatif ini memiliki fokus kerja di bidang pendidikan, kesehatan, sanitasi, ketenagakerjaan, pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM), sosial budaya, lingkungan, dan infrastruktur lokal.
Program percontohan dari inisiatif ini akan dimulai di sekitar Kawasan Industri Huayou Cobalt Indonesia untuk mengembangkan solusi mata pencaharian berkelanjutan bagi masyarakat sekitar.
Kobalt adalah unsur kimia dengan simbol Co dan nomor atom 27. Logam transisi yang keras, berkilau, dan berwarna abu-abu kebiruan ini ditemukan di alam dalam bentuk senyawa, terutama dalam mineral seperti kobaltit dan eritrit.
Nama "kobalt" berasal dari bahasa Jerman "kobold," yang berarti "roh jahat," karena penambang zaman dahulu kesulitan mengekstrak logam lain dari bijih yang mengandung kobalt.
Meskipun sejarah penggunaannya dapat ditelusuri kembali ribuan tahun sebagai pigmen biru untuk keramik dan kaca, peran kobalt menjadi semakin penting di era modern berkat sifat-sifat uniknya.
Berita Terkait
-
Sinopsis Growing Together Season 2, Drama China Baru Bertema Keluarga
-
China Larang Perusahaan Beli Chip AI NVIDIA: Saham Anjlok, Jensen Huang Kecewa
-
Sinopsis dan Jadwal Tayang Wild Ambition Bloom, Drama China Baru Bertema Bisnis
-
Yu Menglong Diduga Bunuh Diri, Berapa Gaji Aktor China?
-
Sinopsis Drama China Encounter with You, Tayang Ulang di iQIYI
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Ada Pemotongan Anggaran, 800 Ribu Buruh hingga Guru Mogok Kerja
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora