Suara.com - Membuka usah bisnis dengan limbah kayu ternyata bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Hal ini dilakukan Founder PT Kreasi Pala Nusantara, Ilham Pinastik.
Dia pun mencoba memanfaatkan limbah kayu dan kulit sisa produksi jam tangan menjadi sebuah charm, aksesori berbentuk jam yang bisa digantung di tumbler atau tas.
"Mulai tahun lalu, produk lokal mulai gencar memasukkan unsur SDGs dalam produksinya. Jadi, kami coba membuat produk yang lebih berkelanjutan,” jelas Ilham, Rabu (4/6/2025).
Dia melanjutkan bahwa sejak 2019 pihaknya sebenarnya telah mulai membangun produk dengan prinsip keberlanjutan.
"Kami mulai coba lagi namun dalam sistem kolaborasi, 2024, 2025 berlanjut. Ternyata, justru bisa menjadi penunjang usaha di saat ekonomi sedang melemah seperti sekarang," bebernya.
Menurutnya, penjualan Pala Charm cukup membantu menutup kekurangan dari penurunan penjualan jam tangan.
Dengan narasi keberlanjutan yang semakin gencar terdengar di masyarakat, ia yakin produk dari olahan limbah bisa menjadi tren usaha yang justru meningkat ke depannya.
"Tentu saja ekonomi bisa tumbuh. Untuk itu, kami juga mencoba punya produk terbaru, Pala Merah Muda, yang dihargai Rp799.000. Tanpa diskon, dalam dua hari sudah terjual 60 pieces. Ini akan jadi bahan riset ke depan, apakah produk sustainability bisa menopang usaha di tengah kondisi seperti ini," bebernya.
Dia menambahkan merek jam tangan kayu yang mengangkat kearifan lokal dengan narasi budaya dan mitologi Indonesia, serta mengusung prinsip keberlanjutan.
Baca Juga: Yulianti PhD Jadi Perempuan Pertama yang Duduk sebagai Dekan FEB UI
Dari bengkel kecil di Bandung, PALA Nusantara berkembang menjadi brand dengan jangkauan nasional, menyuarakan gaya hidup ramah lingkungan lewat desain yang elegan.
Dengan produksi mencapai 3.000 – 3.200 produk mulai dari jam tangan, akesori pendukungnya seperti gawai dan strap, hingga fashion item seperti baju dan scarf.
Ragam desain produk yang menawan yang menggambarkan kekayaan budaya dan sumber daya alam Indonesia yang belum banyak dikenal berhasil membawa PALA Nusantara menjadi Brand Ambassador Wonderful Indonesia selama dua tahun berturut-turut di tahun 2023-2024.
"PALA Nusantara dibangun sejak tahun 2015 dan melewati berbagai tantangan zaman, namun kami membuktikan tantangan tersebut justru membuat PALA Nusantara bertumbuh. Salah satu yang membuat kami terus bertahan juga dengan adanya ekosistem kewirausahaan seperti DSC, di mana kami juga bisa berkolaborasi dengan sesama DEN (Diplomat Entrepreneur Network) yang merupakan alumni DSC,” tutur Ilham lebih lanjut.
Sementara itu,Tiga pelaku usaha asal Bandung menunjukkan bagaimana kompetisi kewirausahaan Diplomat Success Challenge (DSC) bukan hanya panggung sesaat, tetapi awal dari perjalanan panjang dan kolaboratif sebagai wirausaha berdampak.
Diplomat Success Challenge (DSC) merupakan program kompetisi, inkubasi, dan ekosistem kewirausahaan terbesar di Indonesia yang bertujuan menjadi ruang yang aman bagi para entrepreneur untuk berdampak.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Sama dengan Indonesia, Malaysia Kantongi Tarif 19 Persen dari Amerika Serikat
-
BPJS Kesehatan Luncurkan Gerak Sehat Prolanis: Dorong Masyarakat Aktif Cegah Penyakit Kronis
-
ASEAN dan China Upgrade FTA Versi 3.0, Hapus Hambatan Non-Tarif dan Buka Akses UMKM
-
Potensi EBT Melimpah, Pemerintah Sinkronisasi Aturan Soal Transisi Energi
-
Mau Lepas Ketagihan Impor LPG, Bahlil Mulai Proyek Hilirisasi Batu Bara Jadi DME pada 2026
-
Rupiah Dibuka Stagnan Pada Awal Pekan Ini
-
Ancaman Tarif AS Kian Nyata! BI Waspada, Aliran Modal Asing dari Emerging Market Terus Berfluktuasi
-
OJK Umumkan 5 Bank Telah Gulung Tikar
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
SPBU Pertamina Diminta Perbanyak Improvisasi Layanan, dari Toilet hingga Fasilitas Instagramable