Suara.com - Pengamat energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi, mengkritik langkah Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang dianggap melemahkan komitmen Presiden Terpilih Prabowo Subianto dalam mewujudkan kemandirian energi berbasis sumber daya terbarukan.
Ia menyatakan bahwa pernyataan Bahlil soal program pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) bertentangan langsung dengan visi energi berkelanjutan yang selama ini digaungkan Prabowo.
"Kalau kita mencermati komitmennya Prabowo untuk mencapai swasembada energi dengan mengembangkan resource yang dimiliki, artinya itu mengarah pada pengembangan energi baru dan terbarukan di negeri ini. Nah, untuk itu PLN sebenarnya sudah menyusun RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik) dengan rencana pensiun dini PLTU," ujar Fahmy saat dihubungi Suara.com, Rabu (4/6/2024).
Namun, menurut Fahmy, kebijakan tersebut justru dilemahkan oleh langkah-langkah Menteri Bahlil, yang dalam beberapa kesempatan menyampaikan keberatannya atas program pensiun PLTU dan lebih mengedepankan kelanjutan investasi batu bara.
"Saya sudah beberapa kali menyampaikan hal ini ke Pak Bahlil, bukan hanya sekali. Tindakan beliau justru melemahkan upaya PLN dan dalam konteks ini bisa saya katakan bertentangan dengan komitmen energi terbarukan dari Prabowo sendiri," tegas Fahmy.
Fahmy menyayangkan bahwa pernyataan Bahlil soal pensiunkan PLTU oleh Bahlil, atau wacana mengaitkan kebijakan ini dengan dukungan pembiayaan, berpotensi mempertahankan dominasi batu bara sebagai sumber energi utama.
Akibatnya, pengembangan energi terbarukan jadi terpinggirkan.
Menanggapi alasan negara-negara Eropa pun masih menggunakan batu bara dari Indonesia, Fahmy menyebut penggunaan batu bara oleh Eropa hanya bersifat sementara akibat krisis energi yang dipicu oleh konflik Rusia-Ukraina.
"Eropa Barat sebenarnya paling komit dalam penggunaan energi baru terbarukan. Namun karena invasi Rusia dan sanksi dari Amerika membuat pasokan gas terganggu, mereka terpaksa kembali menggunakan batu bara sementara agar tidak mengalami pemadaman," jelasnya.
Baca Juga: Arsari Tambang Gunakan EBT untuk Pasok Listrik ke Smelter
Fahmy menekankan, sesaat pasokan energi stabil, negara-negara Eropa akan kembali ke sumber energi bersih. Ia juga membandingkan dengan Amerika Serikat di bawah Donald Trump, yang secara terbuka keluar dari Paris Agreement dan mendukung penggunaan batu bara semata-mata untuk alasan bisnis.
"Trump itu pragmatis, dia cari yang paling murah. Tapi kita tidak bisa ikut-ikutan begitu. Ketika Bahlil atau Hashim mengatakan bahwa Amerika saja masih menggunakan batu bara, kenapa kita tidak boleh? Itu logika yang keliru," katanya tegas.
Menurut Fahmy, Indonesia harus menghindari dampak buruk penggunaan batu bara yang ekstrem, seperti yang pernah dirasakan Jakarta dengan kualitas udara yang sangat buruk.
"Kita bukan mau mengalami itu. Kalau tetap bertahan dengan energi kotor seperti batu bara, maka dampaknya akan semakin parah bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat," ujar dia.
Dalam pandangan Fahmy, solusi terbaik adalah tetap menjalankan roadmap PLN seperti yang tertuang dalam RUPTL. Program pensiun PLTU sudah dirancang secara bertahap berdasarkan umur ekonomi pembangkit.
"Kalau sesuai dengan rencana dari PLN, sebenarnya tidak masalah. Pensiun dilakukan ketika umur ekonominya habis, dan statusnya sudah ada penggantinya berupa pembangkit energi terbarukan. Itu sudah direncanakan dengan baik," kata Fahmy.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
-
Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T