Suara.com - Wacana impor gas untuk kebutuhan industri di Indonesia kembali mengemuka seiring dengan pernyataan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM) Yuliot Tanjung. Yuliot menyatakan bahwa tidak menutup kemungkinan Indonesia akan mengimpor gas untuk memenuhi kebutuhan sektor industri, dengan pertimbangan utama pada kontinuitas pasokan. Pernyataan ini disampaikan Yuliot usai menghadiri Musyawarah Nasional Himpunan Kawasan Industri Indonesia di Jakarta, Kamis (19/6).
Meski demikian, pemerintah menekankan pentingnya untuk terlebih dahulu mengevaluasi secara menyeluruh ketersediaan gas di dalam negeri, termasuk aspek jaringan distribusi dan tingkat produksi gas nasional. Hal ini menjadi langkah krusial untuk memastikan bahwa kebijakan impor gas, jika nantinya direalisasikan, benar-benar didasarkan pada kebutuhan yang mendesak dan bukan semata-mata menjadi pilihan utama tanpa mempertimbangkan potensi domestik.
Wamen ESDM Yuliot Tanjung juga menegaskan bahwa hingga saat ini, impor gas untuk kebutuhan industri masih dalam tahap wacana dan belum menjadi kebijakan final. Ia meyakinkan bahwa pemerintah akan senantiasa berupaya optimal untuk memenuhi kebutuhan gas industri di dalam negeri. "Jadi dengan melihat kondisi yang sama, sepanjang untuk peningkatan kepastian berusaha, dan juga dalam rangka operasional, ya kenapa ini tidak kita lakukan (impor gas)," imbuh Yuliot, dikutip dari Antara pada Kamis (19/6/2025).
Senada dengan pandangan Wamen ESDM, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita sebelumnya juga telah membuka opsi impor gas industri dari luar negeri bagi para pelaku dan kawasan industri. Opsi ini muncul sebagai respons terhadap harga gas industri yang dinilai cukup tinggi di Indonesia, yang berpotensi memengaruhi daya saing sektor manufaktur.
Agus Gumiwang menyatakan bahwa apabila suplai gas nasional dianggap tidak mencukupi, baik dari segi kualitas maupun harga yang tidak sesuai dengan regulasi, maka Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) atau industri secara umum seharusnya diberikan fleksibilitas untuk mendapatkan gas dari sumber-sumber lain, termasuk dari luar negeri.
Namun, Menperin Agus menekankan satu catatan penting: bahwa opsi impor ini hanya akan dipertimbangkan apabila suplai gas nasional benar-benar terbatas. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah tetap mengutamakan pemanfaatan sumber daya gas domestik sebelum beralih ke impor.
Lebih lanjut, Agus juga menegaskan bahwa proses impor gas, jika nantinya akan direalisasikan, masih memerlukan diskusi dan koordinasi mendalam bersama beberapa kementerian/lembaga (K/L) terkait lainnya. Koordinasi lintas sektor ini penting untuk merumuskan kebijakan yang komprehensif dan mempertimbangkan berbagai aspek, mulai dari regulasi, dampak ekonomi, hingga keberlanjutan pasokan energi nasional.
Berita Terkait
-
PIPES 2025: Menyatukan Visi Energi Nasional Menuju Kemandirian dan Keberlanjutan
-
Kembali Raih "Sangat Sehat AAA", Bukti PGN Konsisten Jaga Operasional Stabil dan Cost Optimization
-
BUMN RI dan Malaysia Sepakat Jual Beli Gas dari Blok Ketapang
-
Pasar Otomotif Indonesia Masih Lesu, Penjualan Mobil Turun 15 Persen
-
Menperin Sebut Perang Iran-Israel Bisa Bikin Industri Dalam Negeri Kocar-kacir
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah pada Akhir Pekan, Ini Penyebabnya
-
Serikat Buruh Kecewa dengan Rumus UMP 2026, Dinilai Tak Bikin Sejahtera
-
Kuota Mulai Dihitung, Bahlil Beri Peringatan ke SPBU Swasta Soal Impor BBM
-
Pemerintah Susun Standar Nasional Baru Pelatihan UMKM dan Ekraf
-
Stok Di Atas Rata-rata, Bahlil Jamin Tak Ada Kelangkaan BBM Selama Nataru
-
Kadin Minta Menkeu Purbaya Beri Insentif Industri Furnitur
-
Siap-siap, Bank Mandiri Mau Bagikan Dividen Interim Rp 100 per Saham
-
UMKM Terdampak Banjir Sumatera Dapat Klaim Asuransi untuk Pemulihan Usaha
-
Harga Perak Sempat Melonjak Tajam, Hari Ini Koreksi Jelang Akhir Pekan
-
Danantara Bangun 15.000 Hunian Sementara untuk Korban Banjir Sumatera