Suara.com - Bank sentral dan kementerian keuangan negara-negara BRICS sepakat untuk memperkuat kerja sama di bidang perdagangan internasional.
Hal ini dilakukan dengan mendorong sistem perdagangan multilateral yang terbuka, inklusif, dan berbasis pada aturan/rule based trading system.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta mengatakan BRICS mendukung pentingnya penguatan inklusivitas dan representasi negara berkembang dalam tata kelola global.
"Salah satunya melalui penguatan koordinasi kebijakan, serta peningkatan transparansi dan pertukaran informasi antaranggota guna menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (8/7/2025).
Kata dia, peran aktif BI di BRICS merupakan dukungan BI terhadap langkah strategis Pemerintah untuk memperkuat posisi global Indonesia, membuka peluang ekonomi baru.
Lalu, memperkokoh peran strategis Indonesia sebagai penghubung antara negara maju dan berkembang.
"Pentingnya kebijakan moneter yang tetap forward-looking dan pre-emptive menjaga stabilitas dalam rangka memperkuat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," katanya.
BI terus memperkuat bauran kebijakan, antara lain melalui penerapan simulasi berbasis skenario guna mengantisipasi dampak rambatan global.
Langkah ini diperkuat melalui koordinasi yang erat dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, serta didukung oleh pendalaman pasar keuangan, penguatan kerja sama kawasan, dan penyampaian komunikasi kebijakan yang jelas dan konsisten untuk menjaga ekspektasi dan meningkatkan kredibilitas kebijakan.
Baca Juga: Sikap Sri Mulyani Tanggapi Tarif Trump Tambahan 10 Persen Negara-negara BRICS
Ke depan, negara-negara BRICS sepakat untuk memperkuat kerja sama internasional. Salah satunya melalui eksplorasi peluang kerja sama lebih lanjut di sejumlah area strategis, termasuk sistem pembayaran, jaring pengaman keuangan internasional (JPKI), pembiayaan berkelanjutan, dan keamanan siber.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan mengenai informas pertemuan Presiden Indonesia Prabowo Subianto dengan anggota BRICS di Brazil. Dalam hal ini, dia mengatakan bahwa pertemuan ini bakal menjadi tantangan untuk Indonesia.
Salah satunya mengenai kebijakan Presiden Trump yang akan menerapkan tarif barunya. Dia mengatakan, pandangan Trump tentang pertemuan BRICS ini sangat merugikan negara Amerika Serikat.
"Suasana dunia yang mengalami pergejolakan ekonomi. Bapak Presiden pertemuan BRICS dengan pemimpin. Presiden Trump membuat statment bahwa kelompok BRICS dianggap tidak mendukung Amerika sehingga akan mengancam menyampaikan tambahan tarif," katanya.
Dia pun menekankan dengan suasana tarif baru ini, Indonesia harus bisa menjaga pertumbuhan ekonominya untuk ke depan. Apalagi, gejolak ekonomi global tidaklah mudah.
"Suasana seperti ini kita terus dihadapkan suasana yang dinamis. Melihat tantangan itu tetap optimisme dan pada saat yang sama tantangan yang kita antisipasi dan mitigasi risiko," jelasnya.
Berita Terkait
-
BI Perpanjangan Keringanan Bayar Tagihan Kartu Kredit Hingga Akhir 2025
-
BI Tahan Suku Bunga di Level 5,5 Persen Demi Jaga Stabilitas Nilai Tukar
-
Bank Amar Minta Waktu untuk Turunkan Suku Bunga
-
Survei BI Sebut Indeks Keyakinan Konsumen Loyo, Ini Faktornya
-
Stabilkan Ekonomi, BI Jaga Posisi Investasi dan Cadangan Devisa di Tengah Tekanan Global
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
OJK Targetkan 93 Persen Masyarakat Indonesia Melek Keuangan, Ini Caranya
-
Analisis MSCI: Aturan Baru Free-Float Saham Indonesia, 4 Emiten Raksasa Terancam Terdepak
-
Pengusaha Ungkap Plus Minus Larangan Impor Baju Bekas Menkeu Purbaya
-
Telkomsat - Kemenkes Kerja Sama Mendorong Pemerataan dan Digitalisasi Layanan Kesehatan Berbasis AI
-
Pegadaian Kembali Hadirkan Program Gadai Bebas Bunga
-
Menkeu Purbaya Tegas Sikat Impor Ilegal di Pelabuhan: Saya Nggak Akan ke Pasar
-
Emiten INET Sebentar Lagi Jadi Pemegang Saham Pengendali Perusahaan Outsourcing PADA
-
Dari Jalan Cepat hingga Fashion Show, Begini Cara Seru Peserta BPJS Jaga Kesehatan
-
Sektor Produksi Jadi Penopang, BRI Salurkan KUR Rp130,2 Triliun hingga September 2025
-
Sama dengan Indonesia, Malaysia Kantongi Tarif 19 Persen dari Amerika Serikat