Suara.com - Presiden Prabowo Subianto mungkin harus bersiap dengan malam-malam tanpa tidur nyenyak. Pasalnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyoroti badai ketidakpastian global yang siap menghadang delapan strategi ekonomi prioritas yang dicanangkan Prabowo.
Dari perang dagang hingga konflik bersenjata yang berkecamuk di berbagai belahan dunia, semuanya berpotensi menggoyahkan fondasi ekonomi Indonesia.
Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (14/7/2025), Sri Mulyani secara gamblang memaparkan bagaimana gejolak global, mulai dari perang Rusia-Ukraina, konflik Israel-Gaza, hingga ketegangan Israel-Iran, akan menjadi tantangan berat bagi pemerintahan baru.
"Kita sudah melihat apa yang terjadi di Ukraina, kita lihat apa yang terjadi di Gaza, kita juga lihat apa yang terjadi di Iran. Ini memberi pelajaran dan pasti penekanan bagi Presiden Prabowo untuk menjalankan strategi ekonominya," ujar Sri Mulyani.
Menurut Sri Mulyani, dunia kini semakin terfragmentasi. Beberapa negara cenderung mengambil jalan perang demi kepentingan pribadi, mengabaikan dampak universalnya. Fenomena ini ia sebut sebagai "dunia yang fragmented, dicirikan oleh sistem yang cenderung proteksionis dan merkantilisme."
Kondisi ini, tambahnya, bahkan memiliki implikasi terhadap pertahanan semesta Republik Indonesia, sebuah aspek yang juga menjadi salah satu dari delapan strategi Prabowo.
Dalam rapat itu juga Sri Mulyani menjabarkan delapan strategi ekonomi utama yang diusung Prabowo, yang berakar pada mandat konstitusi yakni Ketahanan pangan, Ketahanan energi, Makan Bergizi Gratis, Program pendidikan, Program kesehatan, Pembangunan desa, koperasi, dan UMKM, Pertahanan semesta dan Akselerasi investasi dan perdagangan global.
Namun, untuk mencapai cita-cita tersebut, Sri Mulyani menekankan bahwa lingkungan tidak pernah statis. "Lingkungan di mana kita berupaya mencapai cita-cita itu, tidak pernah statis. Kita melihat ketidakpastian global makin tinggi. Hari-hari ini mungkin hari di mana multipolaritas menjadi suatu hal yang akan terus kita hadapi," ungkapnya.
Di tengah situasi penuh gejolak ini, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi tumpuan utama. Sri Mulyani menegaskan APBN adalah instrumen krusial untuk menjaga ketahanan, baik dalam menghadapi tekanan ekonomi maupun risiko pertahanan di masa depan.
Baca Juga: Kelakar Sri Mulyani Potong Gaji Sekjen Karena Punya 3 Wamen
"Kementerian Keuangan menjadi institusi yang penting untuk bisa menjaga instrumen itu mencapai tujuannya," tutupnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 7 Sabun Muka Mengandung Kolagen untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Tetap Kencang
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
Pilihan
-
Polemik RS dr AK Gani 7 Lantai di BKB, Ahli Cagar Budaya: Pembangunan Bisa Saja Dihentikan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
Terkini
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Kabar Kenaikan Gaji PNS Tahun 2026, Ada 2 Syarat
-
Kementerian ESDM Buka Peluang Impor Gas dari AS untuk Penuhi Kebutuhan LPG 3Kg
-
Bisnis AI Kian Diminati Perusahaan Dunia, Raksasa China Bikin 'AI Generatif' Baru
-
Waskita Karya Rampungkan Transaksi Divestasi Saham Jalan Tol Cimanggis - Cibitung Rp3,28 Triliun
-
Dukung Mitigasi Banjir dan Longsor, BCA Syariah Tanam 1.500 Pohon di Cisitu Sukabumi
-
Magang Nasional Gelombang III Segera Digelar, Selanjutnya Sasar Lulusan SMK
-
Banjir Sumatera Telan Banyak Korban, Bahlil Kenang Masa Lalu: Saya Merasa Bersalah
-
Mulai 2026 Distribusi 35 Persen Minyakita Wajib via BUMN
-
Akhirnya Bebas, Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi: Terima Kasih Profesor Dasco