Suara.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, kondisi perekonomian global hingga pertengahan tahun 2025 masih menunjukkan ketidakpastian yang tinggi. Hal ini dikarenakan tarif Trump hingga geo politik yang masih terjadi di Timur Tengah.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyebutkan, Bank Dunia merevisi ke bawah perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2026.
“Ketidakpastian ini dipersulit oleh perkembangan geopolitik yang sulit diduga, seperti konflik di Timur Tengah serta ketegangan perdagangan global,” ujar Mahendra dalam rapat bersama DPR Komisi XI di Jakarta, Rabu (16/7).
Kata dia, gejolak ekonom ini membuat kondisi industri domestik menurun hingga Juni 2025 . Apalagi, daya beli menghadapi sejumlah tekanan pada posisi suplai.
"Di sisi permintaan masih melemah akibat turunnya kelas menengah dan berkurangnya lapangan kerja formal," katanya.
Sekalipun, telah terlihat sedikit mereda pasca kesepakatan dagang dari beberapa negara, terutama kesepakatan sementara antara Amerika Serikat dan Tiongkok, ketidakpastian ekonomi masih tinggi.
Di sisi lain, lanjutnya, mayoritas otoritas moneter dunia masih mengadopsi pendekatan wait and see, seiring ekspektasi penurunan suku bunga acuan The Fed yang kembali diperkirakan berkurang kemungkinannya.
Dalam konteks nasional, Mahendra mengungkapkan, tantangan ekonomi Indonesia juga tidak ringan. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Bank Dunia, OECD, tentu Kementerian Keuangan berada di kisaran 4,7% - 5,8%, menunjukkan adanya moderasi dalam aktivitas ekonomi.
Selain itu, tekanan pada sisi penawaran atau supply side masih terasa, sementara sisi permintaan juga belum menguat akibat penurunan kelas menengah dan berkurangnya lapangan kerja formal.
Baca Juga: Pefindo Bicara Nasib Surat Utang Korporasi di Tengah Gejolak Ekonomi
“Meskipun kinerja sektor eksternal menunjukkan rebound dengan surplus perdagangan yang meningkat, namun daya saing Indonesia tetap menjadi perhatian utama untuk bisa dipertahankan,” bebernya.
Sebelumnya,OJK menilai sisi eksternal, neraca perdagangan pada Mei 2025 kembali mencatatkan surplus cukup besar setelah sempat mengalami tekanan pada bulan sebelumnya. Kinerja ekspor menunjukkan perbaikan, terutama didorong oleh pertumbuhan positif pada ekspor produk pertanian dan manufaktur dalam tiga bulan terakhir.
Peningkatan ini berhasil mengimbangi penurunan yang terjadi pada ekspor produk pertambangan dan komoditas lainnya.
Di tengah dinamika geopolitik global, pasar saham domestik secara mtd melemah 3,46 persen di level 6.927,68, sedangkan secara ytdmelemah 2,15 persen. Nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12.178 triliun atau turun 1,95 persen mtd (turun 1,28 persen ytd). Sementara itu, pada Juni 2025 non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp8,38 triliun mtd (secara ytd, net sell sebesar Rp53,57 triliun).
Kinerja indeks sektoral mtd secara umum melemah dengan penurunan terbesar dialami oleh sektor industrial dan finansial, sementara penguatan terjadi di sektor transportasi danlogistik dan bahan baku.
Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi harian pasar saham secara ytd tercatat Rp13,29 triliun, naik dibandingkan dengan rata-rata nilai transaksi harian pasar saham Mei 2025 sebesar Rp12,90 triliun.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Orang Kaya Ingin Parkir Supercar di Ruang Tamu, Tapi Kelas Menengah Mati-matian Bayar Cicilan Rumah
-
Mampukah Dana Siap Pakai dalam APBN ala Prabowo Bisa Pulihkan Sumatera?
-
Anak Purbaya Betul? Toba Pulp Lestari Tutup Operasional Total, Dituding Dalang Bencana Sumatera
-
Percepat Pembangunan Infrastruktur di Sumbar, BRI Dukung Pembiayaan Sindikasi Rp2,2 Triliun
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
Usulan Kiai ke Prabowo: Bersihkan Jutaan Kayu Gelondongan Bencana Tanpa Bebani APBN!
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Perusahaan RI Bakal Garap Proyek Kabel Laut Jakarta-Manado
-
Baksos Operasi Katarak BCA Bangun Harapan, Buka Jalan Hidup Masyarakat yang Lebih Produktif
-
Kamus Istilah Pegadaian Terlengkap, Mulai dari Marhun hingga Surat Bukti Gadai