Suara.com - Perdagangan saham PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN) kekinian tengah dihentikan sementara oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini setelah saham emiten bursa kripto melesat dratis.
Berdasarkan data RTI, saham COIN terus menghijau, bahkan mencatatkan Auto Reject Atas (ARA) selama enam hari perdagangan. Tercatat, Saham COIN telah melesat 160,44 persen selama 1 Minggu di harga Rp 474 per lembar saham.
"Sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN), dalam rangka cooling down sebagai bentuk perlindungan bagi investor, PT Bursa Efek Indonesia memandang perlu melakukan penghentian sementara perdagangan saham COIN," ujar Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama COIN, Ade Wahyu, mengatakan kenaikan drastis harga saham perseroan ini bukti antusiasme investor untuk melihat adopsi kripto di Indonesia
"Kami sangat berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan para investor. Ini menjadi sinyal kuat bahwa aset kripto kini semakin diterima sebagai alternatif investasi yang menjanjikan. Dampak positifnya tidak hanya dirasakan oleh COIN, tetapi juga oleh dua anak usaha kami, yaitu PT Central Finansial X (CFX) sebagai bursa kripto, dan PT Kustodian Koin Indonesia (ICC) sebagai lembaga kustodian aset kripto," ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip, Kamis (17/7/2025).
Menurut Ade, Kenaikan harga ini tak lepas dari tren positif di industri aset kripto global. Bitcoin, sebagai mata uang kripto dengan kapitalisasi terbesar, mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di level USD 122.838 per BTC pada 14 Juli lalu.
Momentum ini ikut mendorong lonjakan volume perdagangan harian spot kripto di CFX anak usaha COIN yang sempat mencapai Rp 3 triliun, jauh di atas rata-rata harian sebesar Rp 1 triliun di bulan Juli.
Ade menegaskan, perusahaan akan terus menjaga momentum positif ini dengan membangun ekosistem kripto yang transparan, teregulasi, dan menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG).
Baca Juga: Wall Street Menguat, Bursa Asia Respon Kesepakatan Tarif AS-Indonesia
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
Terkini
-
Bahlil Sebut B40 Telah Buat Hemat Devisa Negara Rp 93,43 Triliun
-
Ekonom Beberkan Efek Domino Program Listrik Desa ke Ekonomi Daerah
-
BSI Salurkan Rp 52,18 Triliun untuk Pembiayaan Sektor UMKM
-
BRI Peduli Ubah Lahan Sempit Jadi Lumbung Pangan Lewat Program BRInita
-
Harga Emas Antam Terjun Bebas Rp 177.000 per Gram, Cek Deretannya
-
Rupiah Terkoreksi Lawan Dolar Amerika, Ini Faktornya
-
Asabri Ungkap Strategi Investasi Jaga Dana Pensiun TNI-Polri Tetap Aman
-
Viral Cerai Jelang Pelantikan PPPK, Berapa Gaji Suami Melda Safitri?
-
IPC TPK Catat Kenaikan Kinerja 15.1% di Akhir Triwulan III 2025
-
IHSG Bergerak Dua Arah di Awal Sesi, Tapi Berpotensi Koreksi