Suara.com - Ketidakpastian ekonomi global bakal menekan industri keuangan di Indonesia. Salah satunya menjadi tantangan bagi perbankan dalam menghadapi gejolak ekonomi global yang masih terus berlangsung pada smester kedua.
Head of Corporate Banking UOB Indonesia Edwin Kadir mengatakan bahwa dana pihak ketiga (DPK) bisa mengalami tekanan dengan adanya gejolak ekonomi global. Salah satunya terkait dengan tarif Trump yang bisa memengaruhi pemasukan dolar di Perbankan
"DPK mengalami sedikit challenges dan sisi likuiditas. Karena Indonesia ini relay komoditas begitu harga komoditas turun seperti nikel otomatis pemasukan US dolar di perbankan turun," katanya dalam acara diskusi UOB dalam tema Navigating Regulation Shift and Market Uncertainties in Indonesia and Asean, di Jakarta, Selasa (22/7/2025).
Kata dia, Loan to Deposit Ratio (LDR) di perbankan juga menghadapi tantangan. Apalagi, LDR perbankan BUKU IV dan perbankan BUMN juga pernah menyentuh 100 persen. Hal ini bisa mengganggu likuiditas perbankan.
" LDR perbankan bank buku 4 dan bumn sempat menyentuh 100 persen untuk ldr 100 persen karena likuiditas bergantung pada komoditas,"katanya.
Untuk itu, Perbankan pun menunggu kebijakan pemerintah agar tidak memfokuskan pada industri komoditas. Salah satunya dengan memanfaatkan industri bernilai tambah yang bisa membantu kinerja perbankan.
"Untuk itu kita perlu membangkit dan mendorong valued industri," jelasnya.
Dia pun menambahkan bahwa UOB Indonesia mendukung kebijakan pemerintah Indonesia dalam menyelesaikan tekanan ekonomi baik dari geopoitik maupun tarif Trump.
" Jadi sisi perbankan kita selalu mendukung kebijakan yang disampaikan pemerintah, kita melihat disiplin cash flow financial disiplin itu sangat penting. Kira memastikan debitur dan klien menggunakan resources hati-hati dan prudent dan kita membantu supply chain," jelasnya.
Baca Juga: BRI Perkuat Inklusi Keuangan Lewat 1,22 Juta AgenBRILink di Seluruh Indonesia
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang Analisis Kebijakan Makro-Mikro Ekonomi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Aviliani meminta agar Pemerintah mencari pasar yang menguntungkan sektor industri keuangan. Salah satunya, mengurangi impor yang masih tinggi di Indonesia.
" Mencari market baru itu pasti. Peran duta besar kora harus menjadi negoisator yang ditempatkan Indonesia. Kita punya potensi perkebunan dan pertamabangan jadi harus mencari market baru. Bicara tentang lain kita harus kurangi impor," tegasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Menaker Mau Tekan Kesenjangan Upah Lewat Rentang Alpha, Solusi atau Masalah Baru?
-
Pati Singkong Bisa Jadi Solusi Penumpukan Sampah di TPA
-
BRI Terus Salurkan Bantuan Bencana di Sumatra, Jangkau Lebih dari 70.000 Masyarakat Terdampak
-
Laporan CPI: Transisi Energi Berpotensi Tingkatkan Pendapatan Nelayan di Maluku
-
SPBU di Aceh Beroperasi Normal, BPH Migas: Tidak Ada Antrean BBM
-
Purbaya Gelar Sidang Debottlenecking Perdana Senin Depan, Selesaikan 4 Aduan Bisnis
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI: 5,2% di 2025, 5,4% pada 2026
-
Menaker Yassierli Klaim PP Pengupahan Baru Hasil Kompromi Terbaik: Belum Ada Penolakan Langsung
-
Purbaya Sentil Balik Bank Dunia soal Defisit APBN: Jangan Terlalu Percaya World Bank!
-
Bank Mandiri Dorong Akselerasi Inklusivitas, Perkuat Ekosistem Kerja dan Usaha Ramah Disabilitas