Suara.com - Gonjang-ganjing di balik rencana akuisisi PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TGUK) oleh Visionary Capital Global Pte Ltd semakin menarik perhatian investor.
Perusahaan milik Janni ini masih 'menahan napas' sebelum resmi membeli 2.119.104.818 saham atau 59,34% kepemilikan pada emiten penjaja minuman ringan itu dari Dinasti Kreatif Indonesia.
Pasalnya, ada beberapa 'PR' besar yang harus diselesaikan TGUK terlebih dahulu!
Direktur Utama TGUK, Maulana Hakim, mengungkapkan bahwa proses jual beli saham senilai puluhan persen ini masih menunggu dua hal krusial yakni klarifikasi dan/atau tinjauan regulator pasar modal (BEI dan OJK) terhadap TGUK, serta saham TGUK kembali diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dua hal penting ini, tegas Maulana, merupakan syarat dalam perjanjian jual beli saham bersyarat antara kedua belah pihak yang diteken pada tanggal 23 Mei 2025. "Kecuali disetujui lain oleh Dinasti Kreatif Indonesia dan Visionary Capital Global,” tulis Maulana dalam keterangan resmi dikutip Sabtu (26/7/2025). Jika belum rampung hingga 30 September 2025, maka perjanjian ini otomatis batal!
Uniknya, meskipun transaksi belum tuntas, manajemen TGUK dalam jawabannya kepada BEI (16 Juli 2025) mengakui bahwa Visionary Capital Global telah menempatkan orangnya sebagai komisaris dan direktur perseroan.
“Mereka masih menunggu atas penyelesaian terhadap BEI dan OJK apabila telah selesai permasalahan ini mereka akan mengambil alih saham Dinasti Kreatif Indonesia sebesar 59 persen dan akan mengadakan MTO (mandatory tender offer) setelah itu,” demikian tertulis dalam penjelasan manajemen TGUK.
Ini menunjukkan bahwa Visionary Capital Global sudah sangat serius ingin menguasai TGUK, namun terganjal oleh persoalan internal yang tengah dicecar oleh BEI, termasuk soal penggunaan dana IPO dan laporan keuangan.
Kian rumit, manajemen TGUK juga mengakui bahwa Janni, selaku calon penerima manfaat akhir perseroan, berstatus istri dari Eddie, Direktur PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF). Meskipun demikian, manajemen TGUK menepis memiliki hubungan secara hukum dan operasional dengan BEEF.
Baca Juga: BEI Rombak Habis Indeks! 20 Saham Terdepak
Tak hanya itu, TGUK juga beralasan belum menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2024 karena sedang menyusun ulang laporan keuangan 2024. Yang paling mencengangkan, salah satu pos yang akan disajikan ulang adalah adanya barang basi atau expired senilai Rp22,5 miliar pada akhir September 2024, yang "disulap" menjadi Rp1,1 miliar pada akhir Desember 2024.
“Adanya barang rusak dan Expired yang disebabkan karena menurunnya bisnis perusahaan yang dimana awalnya Perusahaan memiliki sekitar 180 gerai menjadi 26 gerai di Desember 2023,” tulis manajemen TGUK.
Penurunan drastis jumlah gerai dari 180 menjadi hanya 26 di akhir 2023 ini tentu menjadi alarm keras bagi calon investor.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Kementerian ESDM Audit Tambang Emas Martabe yang Terafiliasi ASII, Diduga Perparah Banjir Sumatera
-
Perjanjian Dagang Terancam Batal, ESDM Tetap Akan Impor Migas AS
-
PLTU Labuhan Angin dan Pangkalan Susu Tetap Beroperasi di Tengah Banjir Sumut
-
Rupiah Kokoh Lawan Dolar AS pada Hari Ini, Tembus Level Rp 16.646
-
ESDM Mau Perpanjang Kebijakan Pembelian BBM Subsidi Tanpa QR Code di Aceh, Sumut, Sumbar
-
Danantara Rayu Yordania Guyur Investasi di Sektor Infrastruktur Hingga Energi
-
KB Bank dan Intiland Sepakati Pembiayaan Rp250 Miliar untuk Kawasan Industri
-
Klaim Asuransi Bencana Sumatra Nyaris Rp1 Triliun, Ini Rinciannya
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
Pindar dan Rentenir Bikin Ketar-ketir, Mengapa Masih Digemari Masyarakat?