Sementara itu, pilar baru TBS dalam bisnis pengelolaan sampah mulai menunjukkan kontribusi positif secara signifikan. Unit usaha ini membukukan pendapatan sebesar USD 59,6 juta dengan EBITDA mencapai USD 10 juta hingga akhir Juni 2025.
Dengan demikian, margin EBITDA tercapai sebesar 17%, mencerminkan efisiensi dan potensi profitabilitas yang lebih tinggi dibandingkan lini batubara TBS.
Capaian ini menjadi sinyal awal keberhasilan arah transformasi TBS dan memperkuat posisi sektor ini sebagai salah satu penggerak pertumbuhan berkelanjutan ke depan.
Akuisisi Sembcorp Environment Pte. Ltd. pada bulan Maret dan kemudian Sembcorp Enviro Facility Pte. Ltd. pada bulan Mei 2025, turut memperluas kapabilitas TBS di sektor pengolahan limbah skala regional.
“Kami melihat bisnis pengelolaan sampah sebagai elemen kunci dalam transformasi TBS ke depan. Selain memiliki potensi pertumbuhan yang kuat, sektor ini memberikan kontribusi nyata terhadap lingkungan dan kualitas hidup masyarakat. Dengan kapabilitas dan skala yang kami miliki saat ini, kami percaya bisnis ini akan menjadi salah satu motor penggerak utama pertumbuhan jangka panjang TBS,” ujar Juli Oktarina, Direktur TBS.
Sebagai bagian dari ekspansi portofolio energi terbarukan, TBS juga mengembangkan dua proyek strategis yang mencerminkan komitmen Perseroan terhadap transisi energi bersih.
PLTS Terapung Tembesi di Batam, dengan kapasitas terpasang sebesar 46 MWp, merupakan salah satu proyek PLTS terapung terbesar di Indonesia yang dikembangkan bersama PLN Nusantara Power.
Proyek ini telah mencapai financial closing dan ditargetkan mencapai operasi komersial (COD) pada semester kedua 2026. Sementara itu, melalui entitas asosiasinya, PT Adimitra Energi Hidro (AEH), TBS juga mengoperasikan PLTMH Sumber Jaya berkapasitas 6 MW yang telah resmi beroperasi secara komersial sejak 22 Januari 2025.
Kedua proyek ini mempertegas langkah nyata TBS dalam mendukung bauran energi nasional dan pengembangan infrastruktur energi rendah karbon di Indonesia.
Baca Juga: Pengamat: Pengembangan EBT Bisa Terpinggirkan Jika Pemerintah Masih Gunakan PLTU
Di sektor ekosistem kendaraan listrik, Electrum terus mempercepat transisi Indonesia menuju mobilitas listrik berkelanjutan. Hingga 20 Juli 2025, Electrum mencatat kemajuan signifikan dalam mendorong adopsi kendaraan listrik di Indonesia.
Jumlah unit motor listrik (E2W) yang telah beroperasi mencapai 5.406 unit, meningkat 87% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan infrastruktur juga sangat pesat, dengan jumlah stasiun penukaran baterai (BSS) melonjak 150% menjadi 320 titik dari sebelumnya 128 titik.
Saat ini, lebih dari 21.000 penukaran baterai terjadi setiap hari, mencerminkan tingginya kepercayaan dan keterlibatan pengguna terhadap ekosistem Electrum.
Tak hanya berdampak pada aspek operasional, Electrum juga memberikan nilai tambah nyata bagi mitra pengemudi. Rata-rata penghasilan harian mitra meningkat sebesar 25% berkat efisiensi biaya operasional dari penggunaan motor listrik.
Di sisi lingkungan, inisiatif ini telah berkontribusi pada pengurangan emisi karbon lebih dari 20 ton CO per hari, mempertegas peran Electrum dalam mendukung target keberlanjutan nasional.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Program MBG: Bukan Pemicu Inflasi, Justru Jadi Mesin Ekonomi Rakyat
-
Pertamina Bawa Pulang Minyak Mentah Hasil Ngebor di Aljazair
-
OJK Beberkan Update Kasus Gagal Bayar P2P Akseleran
-
Relokasi Rampung, PLTG Tanjung Selor Berkapasitas 20 Mw Mulai Beroperasi
-
Pusing! Pedagang Lapor Harga Pangan Melonjak di Nataru, Cabai Rawit Tembus Rp 80.000/Kg
-
Support Pembiayaan, BSI Dukung Program Makan Bergizi Gratis
-
Apresiasi Ferry Irwandi, IKAPPI Usul Skema Distribusi Masif untuk Tekan Harga Pangan
-
Awas! Ada 4 Bakteri Berbahaya di Bawang Bombai Ilegal
-
Danantara Guyur Pinjaman Rp 2 Triliun ke BTN, Buat Apa?
-
Maknai Natal 2025, BRI Peduli Wujudkan Kepedulian Melalui Penyaluran Puluhan Ribu Paket Sembako