Suara.com - Di tengah maraknya penggunaan aplikasi keuangan digital, tingkat literasi finansial masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2022 mencatat indeks literasi keuangan nasional baru mencapai 49,68 persen.
Artinya, lebih dari separuh penduduk Indonesia belum memiliki pemahaman yang cukup tentang pengelolaan keuangan pribadi, risiko, maupun legalitas suatu platform keuangan.
Kemudahan akses terhadap berbagai aplikasi keuangan sering kali tidak dibarengi dengan pengetahuan dasar yang memadai. Banyak pengguna tergiur oleh iming-iming keuntungan cepat tanpa mengetahui bagaimana sistem itu berjalan. Informasi yang beredar di media sosial pun kerap mengandung hoaks atau klaim sepihak, tanpa dasar yang jelas.
Pola yang sama terlihat dalam fenomena meningkatnya tuduhan terhadap platform digital, mulai dari label "ponzi", "money game", hingga "binary option", yang sering kali dilemparkan tanpa analisis menyeluruh.
Tuduhan tersebut bisa berasal dari kesalahpahaman pengguna, atau sengaja disebarkan oleh pihak-pihak tertentu. Sayangnya, publik sering kali tidak dibekali dengan kemampuan untuk memilah antara argumen rasional dan opini emosional. Padahal, edukasi menjadi kunci untuk memahami konteks dan risiko di balik layanan digital.
Menjawab tantangan ini, GS Community Indonesia hadir sebagai gerakan edukatif berbasis komunitas. Komunitas ini membekali anggotanya dengan pemahaman dasar seputar dunia keuangan digital.
“Kami ingin semua pengguna punya daya kritis, bukan hanya ikut-ikutan atau percaya karena ramai dibicarakan,” kata Sharly, salah satu penggerak GS Community, Senin (4/8/2025).
Komunitas ini menekankan bahwa edukasi finansial harus mencakup cara mengenali platform legal, membedakan mana edukasi dan mana money game, hingga mengenal risiko dari kontrak digital.
Lewat kelas daring, forum diskusi, dan konten edukatif, GS Community mencoba merespons keraguan publik bukan dengan bantahan emosional, tapi dengan pendekatan data.
Baca Juga: Gegara Hoaks Ada Bom, Lion Air Terpaksa Ganti Pesawat dan Periksa Ulang 184 Orang Penumpang
“Banyak orang bingung karena tidak tahu harus bertanya ke siapa. Di komunitas ini, kami belajar bareng dan saling bantu untuk pahami risikonya,” ujar Sharly.
Tak hanya bergerak di ruang digital, GS Community juga aktif secara sosial. Mereka rutin mengadakan program donasi alat tulis, dukungan pendidikan, dan kegiatan sosial lain seperti bakti sosial untuk lansia.
Kegiatan offline ini menjadi perpanjangan dari semangat komunitas, bahwa literasi bukan hanya untuk keuntungan pribadi, tapi juga kontribusi sosial yang nyata.
Salah satu inisiatif penting GS Community adalah misi mereka mencetak 1.000 edukator finansial dari masyarakat umum. Tujuannya agar informasi yang sehat dan rasional bisa menyebar lebih luas ke lingkungan masing-masing.
“Satu-satunya cara menjawab tuduhan dan keraguan adalah lewat data, akal sehat, dan edukasi berkelanjutan. Bukan dengan promosi, bukan juga dengan serangan balik,” tambah Sharly.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Update Harga Pangan 29 Desember: Bawang, Cabai, Hingga Beras Kompak Turun
-
Bahlil Sebut Stok BBM RI Aman 20 Hari Kedepan
-
OJK Buka Skema Asuransi Kredit, Pindar Didorong Tumbuh Lebih Sehat
-
Kilang Balikpapan Beres, Bahlil Yakin Indonesia Tak Perlu Impor Solar Lagi
-
Aturan Rekening Dormant Berdasarkan Regulasi OJK Terbaru
-
Logistik Aceh Kembali Bernapas: Jembatan Bailey Krueng Tingkeum Resmi Difungsikan
-
Jelang Tutup Tahun, Transaksi Tokopedia & TikTok Shop Melonjak Hingga 58 Persen
-
Akses Jalan Nasional Aceh Mulai Normal, Kementerian PU Kebut Pemulihan Pascabanjir dan Longsor
-
Batas Pencairan BLT Kesra 31 Desember 2025, Penerima Diimbau Segera Ambil Dana
-
Skema Single Salary ASN PPPK dan Simulasi Gaji