Suara.com - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), berbalik menghijau pada perdagangan Selasa, 5 Agustus 2025 pagi. IHSG dibuka berada di zona hijau ke level 7.502.
Menukil data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 09.05 WIB, IHSG masih menguat ke level 7.457 atau secara presentase naik 0,30 persen dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Pada perdagangan pada di waktu itu, sebanyak 2,22 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp 1,61 triliun, serta frekuensi sebanyak 170.900 kali.
Dalam perdagangan di waktu tersebut, sebanyak 264 saham bergerak naik, sedangkan 191 saham mengalami penurunan, dan 502 saham tidak mengalami pergerakan.
Adapun, beberapa saham yang mendorong penguatan IHSG di waktu itu diantaranya, AEGS, BMBL, CDIA, FILM, IBOS, IDEA, LOPI, ISAP, MINA, MMPA
Sementara saham-saham yang mengalami penurunan tajam di perdagangan hari ini diantaranya, BWPT, CHEM, DKHH, CUAN, HBAT, JARR, IKAN, JECC, RAJA, SCCO.
Philip Sekuritas Indonesia dalam riset hariannya memproyeksikan IHSG bergerak bearish pada perdagangan Selasa (5/8), di tengah sentimen positif dari pasar global. Diperkirakan IHSG akan berada dalam rentang support 7.350 dan resistance 7.680.
Pada pembukaan pagi ini, bursa saham Asia mayoritas dibuka menguat. Investor tengah mencerna serangkaian rilis data ekonomi dari Korea Selatan, Jepang, dan Australia yang menunjukkan perbaikan kinerja ekonomi kawasan.
Inflasi Korea Selatan (CPI) tercatat naik 2,1 persen secara tahunan pada Juli, sedikit melambat dibanding bulan sebelumnya, namun sesuai dengan ekspektasi pasar. Sementara itu, data final S&P Global Composite PMI Jepang menunjukkan ekspansi di sektor swasta selama empat bulan berturut-turut, dengan angka 51,6 di bulan Juli, naik dari 51,5 di bulan Juni. Services PMI Jepang juga meningkat ke 53,6.
Baca Juga: IHSG Terperangkap di Zona Merah Hingga Anjlok Hampir 1 Persen, Ini Saham Pendorongnya
Dari Australia, PMI Komposit naik signifikan ke 53,8 di Juli tertinggi sejak April 2023 mengindikasikan ekspansi ekonomi yang semakin solid.
Wall Street turut memberikan sentimen positif setelah indeks S&P 500 mengakhiri penurunan empat hari beruntun. Investor mulai memburu saham-saham berfundamental baik yang sempat terkoreksi, menjelang musim laporan keuangan perusahaan. Namun, kekhawatiran atas valuasi pasar yang dinilai mulai mahal dan tekanan laba korporasi tetap menjadi perhatian.
Dari sisi geopolitik, ketegangan kembali meningkat setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan menaikkan tarif impor terhadap barang-barang dari India, sebagai respons atas pembelian minyak India dari Rusia. Kebijakan tarif timbal balik AS yang akan mulai berlaku minggu ini dikhawatirkan akan mendorong lonjakan biaya dan menambah tekanan inflasi global.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Batubara Acuan untuk Periode Pertama November!
-
Ramalan Menkeu Purbaya Jitu, Ekonomi Kuartal III 2025 Melambat Hanya 5,04 Persen
-
OJK: Generasi Muda Bisa Bantu Tingkatkan Literasi Keuangan
-
Rupiah Terus Amblas Lawan Dolar Amerika
-
IHSG Masih Anjlok di Awal Sesi Rabu, Diproyeksi Bergerak Turun
-
Sowan ke Menkeu Purbaya, Asosiasi Garmen dan Tekstil Curhat Importir Ilegal hingga Thrifting
-
Emas Antam Merosot Tajam Rp 26.000, Harganya Jadi Rp 2.260.000 per Gram
-
BI Pastikan Harga Bahan Pokok Tetap Terjaga di Akhir Tahun
-
Hana Bank Ramal Dinamika Ekonomi Dunia Masih Panas di 2026
-
Trend Asia Kritisi Proyek Waste to Energy: Ingatkan Potensi Dampak Lingkungan!