Suara.com - PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), salah satu perusahaan energi terkemuka di Indonesia, mengumumkan adanya perubahan signifikan pada jumlah sahamnya yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Saham yang sebelumnya berjumlah 30.758.665.900 lembar, kini berkurang menjadi 29.389.689.400 lembar.
Pengurangan ini dilakukan setelah perseroan menarik kembali saham hasil pembelian kembali (buyback) sebanyak 1.368.976.500 lembar.
Langkah korporasi ini dikonfirmasi oleh Direktur Ficomindo Buana Registrar, Jimmi Maulana Sidik. Ia menjelaskan bahwa keputusan ini merujuk pada Akta Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Alamtri Resources No. 9 tanggal 20 Juni 2025.
"Rapat menyetujui perseroan melakukan pengurangan modal ditempatkan dan disetor penuh melalui penarikan saham hasil pembelian kembali sejumlah 1.368.976.500 lembar saham," terang Jimmi Maulana Sidik dalam sebuah keterbukaan informasi.
Kebijakan buyback saham yang diikuti dengan penarikan dan pengurangan jumlah saham tercatat merupakan strategi umum yang dilakukan perusahaan untuk berbagai alasan.
Salah satunya adalah untuk mengoptimalkan struktur modal. Dengan mengurangi jumlah saham yang beredar di pasar, nilai kepemilikan saham per lembar bagi pemegang saham yang ada bisa meningkat.
Hal ini juga dapat membantu menstabilkan harga saham dan menunjukkan kepada pasar bahwa manajemen perusahaan percaya pada prospek jangka panjang perusahaan.
Pada perdagangan hari ini, Rabu, 27 Agustus 2025, saham ADRO terpantau dibuka menguat, berada di angka Rp1.815 pada pukul 11.21 WIB.
Baca Juga: RUPSLB, Nama Bank Victoria Syariah Disepakati Menjadi Bank Syariah Nasional
Pergerakan positif ini bisa jadi mencerminkan respons pasar yang baik terhadap langkah strategis perusahaan dalam mengelola modal.
Komposisi Pemegang Saham ADRO
Berdasarkan data terakhir per 31 Maret 2025, komposisi pemegang saham ADRO mencerminkan struktur kepemilikan yang beragam, mulai dari entitas korporasi, publik, hingga individu-individu penting.
PT. Adaro Strategic Investments: Memegang saham mayoritas sebesar 45,66%, dengan jumlah 14.045.425.500 lembar saham.
Publik: Kepemilikan publik berada di angka 38,49%, dengan 11.837.984.095 lembar saham.
Garibaldi Thohir: Tokoh penting ini memiliki 1.976.632.710 lembar saham, yang setara dengan 6,43% kepemilikan.
Berita Terkait
-
IHSG Jatuh, Tapi Ada yang 'Pesta Pora'
-
Hingga Agustus 2025, Stockbit Catatkan Nilai Transaksi Rp 3,32 triliun dan Frekuensi 976 Ribu Kali
-
IHSG Berbalik Menguat, Cek Saham-Saham yang Jadi Top Gainers di Awal Sesi
-
KB Bank Resmi Ganti Nama Jadi Bank KB Indonesia, Laju Saham Langsung Beraksi
-
Kena Suspend, Cek Kinerja Saham COIN yang Lagi-lagi Cetak Rekor
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- 22 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 12 Oktober: Klaim Pemain 112-113 dan Jutaan Koin
Pilihan
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Tahan Air dengan Sertifikat IP, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Rekomendasi Aplikasi Sekuritas Mirip Stockbit, Biaya Murah dan Terdaftar OJK
-
Siap-siap! Kantor Menkeu Purbaya Bakal Kenakan 'Pajak Gula' Buat Coca-cola Cs
-
Menkeu Purbaya: Saya Tak Suka Banyak Utang!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan dari Bekasi, Gunung Kidul dan Sukadana
-
Menkeu Purbaya Buka Opsi Turunkan PPN, Ditentukan Akhir Tahun
-
Imajinasi Iklim dari Pinggiran: Cerita yang Tak Terdengar di Forum-forum Megah Pemerintah
-
Pemerintah Tarik Utang Hingga Rp 501,5 Triliun, Wamenkeu Ungkap Realisasinya
-
Target Lifting Minyak APBN 2025 Sudah Terlampaui, Menteri Bahlil: Insya Allah Lebih dari Target