Suara.com - Pemerintah menargetkan nilai transaksi Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2025 dapat mencapai Rp35 triliun, naik signifikan dari capaian tahun sebelumnya yang sebesar Rp31,2 triliun meski kondisi masyarakat saat ini sedang lesu.
Target ambisius ini diungkapkan langsung oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.
Dalam acara Kick-Off Road to Harbolnas 2025, Airlangga menjelaskan bahwa target kenaikan ini didasarkan pada persiapan yang matang, yang sudah dimulai empat bulan sebelumnya.
"Tahun ini, karena road map-nya sudah 4 bulan sebelumnya, maka tentu dari empat bulan, masing-masing bulan nambah Rp1 triliun," tutur Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin (8/9/2025).
Airlangga menekankan peran krusial produk-produk lokal dalam mendongkrak target ini. Pada Harbolnas 2024, transaksi produk lokal berhasil naik 31%, dan bahkan mendominasi dengan porsi 52% dari total penjualan, atau senilai Rp16,1 triliun.
Pemerintah berharap momentum ini akan terus berlanjut. Harbolnas 2025, yang akan diselenggarakan pada 10-16 Desember mendatang, menjadi ajang penting untuk menggaungkan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Dan tentu saya berharap bahwa produk Indonesia, platform Indonesia itu bisa meningkatkan jumlah. Jadi mulai dari produk, pipeline, sampai consumer-nya bisa meningkat," kata Airlangga.
Sebelumnya laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Agustus 2025 menunjukkan deflasi sebesar 0,08 persen. Deflasi berarti daya beli masyarakat sedang menurun.
Deflasi sendiri menggambarkan penurunan harga-harga secara umum. Harga-harga secara umum tersebut diukur dengan Indeks Harga Konsumen (IHK). IHK ini diukur dengan menghitung perubahan harga untuk 11 kelompok barang di 90 Kota di Indonesia.
Baca Juga: Geger PHK Massal di Gudang Garam, Menko Airlangga Ungkap Isu Modernisasi Pabrik
Kesebelas kelompok barang tersebut adalah (1) makanan, minuman, dan tembakau; (2) pakaian dan alas kaki; (3) perumahan, air, listrik, dan bahan bakar; (4) perlengkapan dan pemeliharaan rumah tangga; (5) kesehatan; (6) transportasi; (7) informasi, komunikasi, dan jasa keuangan; (8) rekreasi, olahraga, dan budaya; (9) pendidikan; (10) restoran dan hotel; serta (11) barang dan jasa lainnya.
Di tahun 2025 sampai Agustus ini sudah terjadi 4 (empat) kali yaitu di bulan: Januari (0,76%), Februari (048%), Mei (0,37%), dan Agustus (0,08%).
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Warga Ujung Negeri Kini Hidup dalam Terang, Listrik PLN Bawa Harapan Baru
-
SIG Pimpin BUMN Klaster Infrastruktur Perkuat Riset Konstruksi Rendah Karbon
-
Perusahaan Rokok Sampoerna Beli Patriot Bond Rp 500 Miliar, Ini Tujuannya
-
Bahlil Ingin Belajar Produksi Bioenergi Karbon dari Brasil
-
Nasib Perobohan Tiang Monorel Masih Tunggu Perumusan Skema
-
Wacana Kebijakan Kemasan Rokok Polos Dinilai Bisa Ganggu Rantai Pasok IHT
-
Aset Dana Pensiun Indonesia Tertinggal Jauh dari Malaysia
-
Menkeu Purbaya dan Bos Pertamina Lakukan Pertemuan Tertutup: Mereka Semakin Semangat Bangun Kilang
-
Sedih, 80 Persen Lansia Gantungkan Hidup di Generasi Sandwich
-
Transaksi Aset Kripto Tembus Rp 446,55 Triliun, Gimana Peluang dan Tantangannya?