- Bapanas melaporkan tren penurunan harga pada sebagian besar komoditas pangan di tingkat eceran, dengan penurunan signifikan pada harga beras dan cabai rawit merah.
- Beberapa komoditas lain seperti bawang merah, bawang putih, daging sapi, dan telur ayam juga mengalami penurunan harga.
- Meskipun mayoritas harga turun, ada beberapa komoditas yang harganya naik, seperti ikan kembung dan daging ayam di beberapa wilayah.
Suara.com - Badan Pangan Nasional (Bapanas) melaporkan adanya tren penurunan harga pada sebagian besar komoditas pangan di tingkat eceran secara nasional.
Data per Kamis, pukul 08.40 WIB, menunjukkan penurunan yang cukup signifikan pada komoditas utama, seperti beras dan cabai.
Harga beras premium turun menjadi Rp15.782 per kilogram dari sebelumnya Rp16.023. Begitu pula dengan cabai rawit merah, yang harganya turun drastis dari Rp48.467 menjadi Rp41.868 per kilogram.
Penurunan harga juga terlihat pada komoditas beras lainnya. Beras medium turun dari Rp13.881 menjadi Rp13.483 per kilogram, sementara beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) turun tipis dari Rp12.562 menjadi Rp12.486.
Selain beras dan cabai, beberapa bahan pokok lainnya juga mengalami penurunan harga, merujuk pada laporan Bapanas, di antaranya:
Bawang Merah: Turun dari Rp41.084 menjadi Rp38.381 per kilogram.
Bawang Putih Bonggol: Turun dari Rp37.443 menjadi Rp36.793 per kilogram.
Daging Sapi Murni: Turun dari Rp134.851 menjadi Rp132.959 per kilogram.
Telur Ayam Ras: Turun dari Rp29.745 menjadi Rp29.695 per kilogram.
Minyak Goreng Kemasan: Turun dari Rp20.910 menjadi Rp20.783 per liter.
Garam Konsumsi: Turun dari Rp11.611 menjadi Rp11.162 per kilogram.
Meskipun sebagian besar komoditas mengalami penurunan, ada beberapa komoditas yang harganya naik, seperti ikan kembung yang naik menjadi Rp42.474 per kilogram dari sebelumnya Rp41.922.
Selain itu, berdasarkan pantauan di lapangan, harga daging ayam di sejumlah kota dan kabupaten terpantau masih berada di kisaran Rp 40.000. HArga ayam yang naik tinggi ini terjadi sejak pekan ini.
Salah satunya terjadi di Sleman dan Kulonprogo yang terpantau berada di kisaran Rp 40.000.
Baca Juga: Operasi Pasar Besar-besaran! Kementerian Pertanian Siapkan 1,3 Juta Ton Beras
Sementara itu, harga komoditas lain seperti ikan tongkol dan ikan bandeng justru mengalami penurunan.
Secara keseluruhan, data dari Panel Harga Bapanas menunjukkan stabilitas harga pangan yang positif dengan mayoritas bahan pokok mengalami penurunan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Menaker Mau Tekan Kesenjangan Upah Lewat Rentang Alpha, Solusi atau Masalah Baru?
-
Pati Singkong Bisa Jadi Solusi Penumpukan Sampah di TPA
-
BRI Terus Salurkan Bantuan Bencana di Sumatra, Jangkau Lebih dari 70.000 Masyarakat Terdampak
-
LPDB Koperasi Akselerasi Penyelesaian NRB Lewat Sinergi Pusat dan Daerah
-
Laporan CPI: Transisi Energi Berpotensi Tingkatkan Pendapatan Nelayan di Maluku
-
SPBU di Aceh Beroperasi Normal, BPH Migas: Tidak Ada Antrean BBM
-
Purbaya Gelar Sidang Debottlenecking Perdana Senin Depan, Selesaikan 4 Aduan Bisnis
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI: 5,2% di 2025, 5,4% pada 2026
-
Menaker Yassierli Klaim PP Pengupahan Baru Hasil Kompromi Terbaik: Belum Ada Penolakan Langsung
-
Purbaya Sentil Balik Bank Dunia soal Defisit APBN: Jangan Terlalu Percaya World Bank!