Suara.com - Baca 10 detik
- Mentan Sebut Ada Anomali pada Komoditas Beras
- Pemerintah Gelar Operasi Pasar Besar-besaran
- Pasokan Beras yang Dimiliki Pemerintah Melimpah
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengakui ada penyimpangan atau anomali pada komoditas beras. Pasalnya, pasokan beras dilihat Amran, tengah melimpah tetapi, harganya justru alami kenaikan.
Namun, dirinya berjanji tengah memperbaiki anomali pada komoditas beras.
"Terus gimana dengan minyak goreng? Aku tanya. Kita produsen terbesar dunia. Kenapa naik? Ayam, telur kenapa naik? Kita sudah swasembada, kita ekspor, Artinya ini ada anomali. Anomali ini kita perbaiki bersama," ujarnya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (3/9/2025).
Untuk menurunkan harga beras yang tinggi Mentan bilang, pemerintah akan gelar operasi pasar dengan mengguyur pasokan beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), maupun beras premium.
Menurutnya, operasi pasar besar-besaran ini difokuskan pada daerah yang memang harga berasnya tengah tinggi.
"Itu (operasi pasar) dilakukan oleh Bulog, Bapanas, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian," ucapnya.
Mentan menuturkan, sebenarnya kondisi pangan di dalam negeri masih baik-baik saja. Hal ini tercermin dari andil pangan inflasi itu hanya 0,0 3 persen. Biasanya, pangan merupakan komoditas yang beri kontribusi besar terhadap Inflasi.
"Inflasi kita turun dari 2,37 menjadi 2,31. Itu artinya apa? Pangan kita yang kontribusi tertinggi biasanya itu menunjukkan bahwa baik-baik saja," imbuhnya.
Baca Juga: Harga Beras Premium Bakal Lebih Murah, Mentan Kerahkan Bulog Guyur Pasokan
Mentan mengakui, saat ini juga terjadi pergeseran pola konsumsi dari beras premium ke beras medium di pasar tradisional. Namun, meski begitu, ia menyebut, tidak ada orang antre dalam membeli beras.
"Produksi kita, Oktober, BPS rilis kemarin 31 juta ton Kemudian tahun lalu, pada bulan yang sama itu 28 juta ton. Artinya produksi di atas surplus 3 juta ton dibanding tahun lalu. Dan yang menarik adalah 31 juta ton itu sampai Oktober tahun lalu itu produksi hanya 30 juta ton. Padahal masih ada 2 bulan nih," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Sahroni Ditemukan Tewas, Dikubur Bersama 4 Anggota Keluarganya di Halaman Belakang Rumah
- Link Resmi Template Brave Pink Hero Green Lovable App, Tren Ubah Foto Jadi Pink Hijau
- Penuhi Tuntutan Demonstran, Ketua DPRA Setuju Aceh Pisah dari Indonesia
- Presiden Prabowo Tunjuk AHY sebagai Wakilnya ke China, Gibran ke Mana?
Pilihan
-
Pelatih Persija Kasihan dengan Gerald Vanenburg, Soroti Situasi Timnas Indonesia U-23
-
Harga Emas Antam Lebih Murah Hari Ini Jadi Rp 2.042.000 per Gram
-
Video Lawas Nadiem Makarim Viral Lagi, Ngaku Lahir di Keluarga Anti Korupsi!
-
Mees Hilgers Main Lagi, Pelatih FC Twente Resmi Dipecat!
-
Mees Hilgers Tiba-tiba Kembali Masuk Starting XI FC Twente, Kok Bisa?
Terkini
-
Finnet Mantapkan Komitmen Tingkatkan Akses Pembayaran QRIS ke Pasar Internasional
-
Klaim 3 Saldo Dana Kaget Ini, Modal Nyantai di Tanggal Merah
-
Indonesia Masih Tertinggal dari Negara Tetangga untuk Konsumsi Beli Emas
-
IHSG Selama Sepekan Naik Tipis, Investor Asing Bawa Kabur Dana Rp 305,18 Miliar
-
Cek Katalog Promo JSM Superindo 4-7 September 2025 Bikin Dompet Aman Sentosa
-
Simak Suku Bunga KPR BTN di Hari Pelanggan
-
Promo Minyak Goreng Indomaret: Bikin Masakan Favorit Keluarga Jadi Lebih Hemat!
-
Tren Pinjol Melonjak, Utang Masyarakat Tembus Rp 84,66 Triliun
-
Harga Emas Antam Lebih Murah Hari Ini Jadi Rp 2.042.000 per Gram
-
Konservasi Penyu di Barru Justru Jadi Sumber Cuan Baru Warga Pesisir