Bisnis / Keuangan
Kamis, 16 Oktober 2025 | 15:44 WIB
Ilustrasi nilai tukar rupiah pada dolar.
Baca 10 detik
  • Rupiah melemah tipis terhadap Dolar AS pada perdagangan 16 Oktober 2025.

  • Pergerakan mata uang Asia bervariasi, dengan Won Korea menguat paling besar.

  • Pelemahan rupiah dipengaruhi ketegangan dagang AS-China dan meningkatnya utang luar negeri Indonesia

Suara.com - Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada perdagangan Kamis (16/10/2025) sore.

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 15.15 WIB, mata uang garuda ada di level Rp 16.581 per Dolar AS.

Angka ini melemah 0,03 persen dibandingkan pembukaan pagi tadi yang berada Rp 16.567.

Sedangkan dari data kurs tengah Bank Indonesia (JISDOR) rupoaj di posisi Rp 16.580, posisi ini lebih lemah dibandingkan pada hari sebelumnya yang berada di level Rp 16.557.

Sementara itu, pergerakan mata uang di Asia bervariasi. Di mana, Dolar Taiwan menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah ditutup ambles 0,24 persen.

Berikutnya ada Peso Filipina yang ditutup terkoreksi 0,15 persen dan Yen Jepang yang tergelincir 0,14 persen.

Ilustrasi Baht. [Pexels]

Diikuti, Baht Thailand yang bergerak tipis di sore ini.

Sementara itu, Won Korea Selatan menjadi mata uang dengan penguatan terbesar Asia setelah melonjak 0,29 persen.

Lalu ada Rupee India yang terkerek 0,23 persen.

Baca Juga: Rupiah Dibuka Perkasa Lawan Dolar AS, Didorong Sentimen Ini

Selanjutnya ada Ringgit Malaysia yang terangkat 0,1 persen dan Dolar Singapura yang menanjak 0,07 persen.

Disusul, Dolar Hongkong yang terapresiasi 0,04 persen.

Kemudian, Yuan China yang terlihat menguat tipis 0,01 persen terhadap the greenback pada hari ini.

Dalam hal ini, Pengamat Ekonomi, Mata Uang & Komoditas Ibrahim Assuaibi mengatakan, pergerakan rupiah didorong oleh faktor eksternal dan internal.

Salah satunya, ketegangan perdagangan AS - China yang kembali muncul menimbulkan risiko penurunan yang "material" terhadap prospek ekonomi, sehingga semakin penting bagi Federal Reserve AS untuk memangkas suku bunga acuannya, kata Gubernur Fed Stephen Miran pada hari Rabu.

Lalu dari segi internal disumbang oleh utang luar negeri Indonesia yang meningkat.

Load More