-
IHSG melemah 0,32 persen ke 8.099 setelah dibuka menguat sebentar.
-
IHSG berpotensi koreksi lagi dibayangi aksi jual investor asing.
-
Bursa AS melemah akibat isu kredit macet dan ketidakpastian politik.
Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menghijau pada perdagangan di awal sesi, Jumat, 17 Oktober 2025. Namun penguatan itu hanya sementara, di mana IHSG langsung bergerak melemah,
Adapun, IHSG dibuka menguat ke level 8.132.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 09.06 WIB, IHSG merosot ke zona merah ke level 8.099 atau turun 0,32 persen.
Pada perdagangan pada waktu itu, sebanyak 3,58 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp 2,38 triliun, serta frekuensi sebanyak 220.700 kali.
Dalam perdagangan di waktu tersebut, sebanyak 194 saham bergerak naik, sedangkan 280 saham mengalami penurunan, dan 482 saham tidak mengalami pergerakan.
Adapun, beberapa saham yang menjadi Top Gainers pada waktu itu diantaranya, AADI, AMMN, ARCI, BLUE, DATA, EMAS, FILM, GEMS, HRTA, INDF, INDY, MORA.
Sedangkan, saham yang masuk dalam Top Loser diantaranya, ARTA, BREN, CITA, DCII, DSSA, FITT, GGRM, ICBP, INTP, ITMG, JARR, MKPI.
Proyeksi IHSG
IHSG berpotensi mengalami koreksi pada perdagangan hari ini, Jumat (17/10/2025), setelah kemarin sempat menguat 0,91 persen. Meski naik, pasar domestik masih dibayangi aksi jual investor asing yang mencapai sekitar Rp587 miliar.
Baca Juga: IHSG Hari Ini Terdongkrak Proyeksi IMF Soal Pertumbuhan Ekonomi Global
Menurut laporan BNI Sekuritas Retail Report edisi 17 Oktober 2025, saham-saham yang paling banyak dilepas asing antara lain BBCA, RAJA, CDIA, BBRI, dan CUAN.
"IHSG berpotensi koreksi kembali pada hari ini," tulis Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman dalam laporannya.
Secara teknikal, BNI Sekuritas memproyeksikan level support IHSG berada di kisaran 8.000–8.050, sementara resistance di area 8.150–8.180.
Dari pasar global, bursa saham Amerika Serikat (AS) kompak melemah pada Kamis (16/10). Pelemahan terjadi di seluruh indeks utama akibat anjloknya saham-saham sektor perbankan yang dihantam kekhawatiran soal kredit macet dan ketidakpastian politik.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,7 persen, S&P 500 melemah 0,6 persen, dan Nasdaq Composite terkoreksi 0,5 persen. Saham bank regional seperti Zions dan Western Alliance terjun ke level terendah—Zions anjlok 13 persen akibat kredit macet besar, sementara Western Alliance turun 11 persen setelah menuduh debitur melakukan penipuan.
Selain isu perbankan, pasar juga masih dibayangi ketegangan dagang AS–China. Presiden AS Donald Trump pekan lalu mengancam memberlakukan tarif tambahan 100 persen terhadap barang impor dari China sebagai respons atas kontrol ekspor mineral tanah jarang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Nggak Perlu Jutaan! Ini 5 Sepatu Lari Terbaik Versi Dokter Tirta untuk Pemula
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
Geger Isu Patrick Kluivert Dipecat Karena Warna Kulit?
-
Parah! SEA Games 2025 Baru Dimulai, Timnas Vietnam U-22 Sudah Menang Kontroversial
-
Adu Gaji Giovanni van Bronckhorst vs John Heitinga, Mana yang Pas untuk Kantong PSSI?
-
5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Kebutuhan Produktivitas dan Gaming
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah Terbaru Desember 2025, Pilihan Wajib Gamer Berat dan Multitasker Ekstrem
Terkini
-
BRI Peduli Tanggap Bencana Banjir Sumatra, Percepat Salurkan Bantuan Bagi Warga Terdampak
-
Disorot Imbas Bencana Sumatera, PT Toba Pulp Lestari Konflik dengan Masyarakat
-
Pendaftaran Mudik Motor Gratis (Motis) Nataru 2025: Rute, Jadwal dan Syarat
-
BGN Operasikan 276 SPPG sebagai Dapur Darurat Layani Pengungsi di Sumatera
-
IESR: Pernyataan Hashim Soal Fosil Bertentangan dengan Komitmen Energi Prabowo
-
Menko Zulhas: Ahli Gizi di MBG Wajib Ada!
-
OVO Tutup 2025 dengan Pertumbuhan Positif, Perluas Akses Inklusi Keuangan bagi Pengguna dan UMKM
-
Pertumbuhan Ekonomi 2025 Diramal Meleset dari Target APBN
-
Admedika Bangun Sistem Bridging Real-Time: Percepat Proses Layanan dan Klaim di Bethsaida Hospital
-
Pelaksanaan Program Pemagangan Nasional di Telkom Ditinjau Menteri Koordinator Bidang Perekonomian