Bisnis / Keuangan
Kamis, 16 Oktober 2025 | 14:25 WIB
Chief Investment Officer Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara Pandu Sjahrir. [Antara]
Baca 10 detik
  • CIO Danantara Pandu Sjahrir mengatakan pihaknya lebih tertarik menginvestasikan duit di SBN ketimbang di bursa saham Indonesia.
  • Pandu mengatakan ada syarat yang harus dipenuhi bursa agar Danantara mau masuk untuk berinvestasi.
  • Fokus Danantara Indonesia saat ini salah satunya adalah memperdalam pasar saham Indonesia.

Suara.com - Chief Investment Officer Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara Pandu Sjahrir mengakui pihaknya masih enggan menyiram duit di pasar saham Indonesia.

Pandu, dalam acara bertajuk "Optimism on 8 percent Economic Growth" di Jakarta, Kamis (16/10/2025) mengatakan Danantara memang tertarik ingin berinvestasi di bursa saham Indonesia, tetapi ada syarat yang belum terpenuhi.

Syaratnya, terang Pandu, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) di pasar saham Indonesia harus mencapai 8 miliar dolar AS per hari. Adapun saat ini RNTH di bursa Indonesia hanya sekitar 1 miliar dolar AS per hari.

“Kita pengin di public market equity. Tapi equity itu memang perlu likuiditas yang lebih banyak, yang tadi saya sebutkan (RNTH) kita hanya 1 miliar dolar AS per hari itu harus ditingkatkan, harus bisa 5 atau 8 miliar dolar AS per hari,” ujar Pandu.

Dengan demikian, ia mengatakan fokus Danantara Indonesia saat ini salah satunya adalah memperdalam pasar saham Indonesia.

Ia mengungkapkan alasan Danantara Indonesia saat ini masih mengalokasikan investasi di Surat Berharga Negara (SBN) yaitu seiring terbatasnya waktu dan merupakan pasar yang likuid.

“Kebetulan kita hanya ada waktu dua bulan ya, salah satunya memang yang kita harus paling cepat kita harus cari market yang paling likuid. Ya, salah satunya memang di pasar bond, bond market,” ujar Pandu.

Sebelumnya, Pandu mengatakan pasar saham Indonesia memiliki potensi untuk mencapai RNTH mencapai 8 miliar dolar AS per hari, dari saat ini yang baru sekitar 1 miliar dolar AS.

Menurut dia, potensi RNTH tersebut belum tergarap maksimal meskipun Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara dan tingkat perekonomian yang terus tumbuh.

Baca Juga: Dasco dan Mensesneg Sambangi Rosan Roeslani di Danantara, Ini yang Dibahas

Sebagai perbandingan, ia mengatakan India memiliki nilai transaksi harian mencapai 12-15 miliar dolar AS, sedangkan Hong Kong bahkan mencatat nilai transaksi 30-50 miliar dolar AS per hari.

Menurut dia, salah satu faktor utama yang menghambat pertumbuhan pasar modal domestik adalah terbatasnya kedalaman pasar dan minat investor publik.

“Masalah utama bagi venture capital dan investasi jangka panjang adalah kurangnya pasar publik yang kuat,” ujar Pandu.

Load More