- Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan optimisme bahwa inflasi akan tetap terjaga dalam target 2,5%.
- Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2025 tercatat sebesar 2,65 persen secara year-on-year (yoy).
- Meskipun menghadapi tekanan harga pangan, inflasi volatile food diperkirakan akan tetap terkendali.
Suara.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyampaikan keyakinannya bahwa tingkat inflasi nasional akan mampu dipertahankan dalam kisaran target yang telah ditetapkan, yaitu 2,5 persen plus minus 1 persen, tidak hanya hingga akhir 2025, tetapi juga berlanjut sampai tahun 2026.
Optimisme ini disampaikan dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Oktober 2025 yang digelar secara daring di Jakarta, Rabu (22/10/2025).
Menurut Perry, inflasi inti diproyeksikan akan tetap rendah karena beberapa faktor pendukung, yaitu terjaganya ekspektasi inflasi, kapasitas ekonomi yang masih memadai, inflasi harga komoditas impor (imported inflation) yang terkendali.
Selain itu juga, dampak positif yang dihasilkan oleh proses digitalisasi di berbagai sektor ekonomi.
"Bank Indonesia meyakini inflasi tahun 2025 dan 2026 tetap terjaga rendah dalam sasaran 2,5 persen plus minus 1 persen,” ujarnya dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Oktober 2025 yang digelar secara daring di Jakarta, Rabu.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Perry menuturkan bahwa inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2025 tercatat sebesar 2,65 persen secara year-on-year (yoy). Angka ini masih berada dalam rentang target BI.
Secara rinci, inflasi inti tercatat sangat rendah di level 2,19 persen yoy. Capaian ini dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga BI yang konsisten dan pertumbuhan ekonomi yang masih berada di bawah kapasitas potensialnya.
Inflasi kelompok administered prices, atau harga yang diatur pemerintah, juga terkendali di angka 1,1 persen yoy, berkat penurunan tarif angkutan dan harga bensin, meskipun ada kenaikan pada harga rokok eceran.
Namun demikian, tantangan utama inflasi datang dari kelompok harga bergejolak (volatile food) yang meningkat menjadi 6,44 persen yoy.
Baca Juga: BI Buka Suara, Misteri Selisih Rp18,97 Triliun Dana Pemda di Bank, Uang Rakyat Mengendap?
Kenaikan ini didorong oleh komoditas pangan utama seperti cabai, bawang, beras, dan daging ayam ras, yang disebabkan oleh berakhirnya masa panen dan peningkatan biaya input produksi.
Meskipun menghadapi tekanan harga pangan, inflasi volatile food diperkirakan akan tetap terkendali.
Prediksi ini didukung oleh sinergi yang kuat antara Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), yang diperkuat dengan implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di seluruh wilayah.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Pakar Ingatkan Risiko Harga Emas, Saham, hingga Kripto Anjlok Tahun Depan!
-
DPR Tegaskan RUU P2SK Penting untuk Mengatur Tata Kelola Perdagangan Aset Kripto
-
Mengapa Rupiah Loyo di 2025?
-
Dukungan LPDB Perkuat Layanan Koperasi Jasa Keselamatan Radiasi dan Lingkungan
-
LPDB Koperasi Dukung Koperasi Kelola Tambang, Dorong Keadilan Ekonomi bagi Penambang Rakyat
-
Profil Agustina Wilujeng: Punya Kekayaan Miliaran, Namanya Muncul di Kasus Chromebook
-
RUPSLB BRI 2025 Sahkan RKAP 2026 dan Perubahan Anggaran Dasar
-
Pemerintah Jamin UMP Tak Bakal Turun Meski Ekonomi Daerah Loyo
-
Mengapa Perusahaan Rela Dijual ke Publik? Memahami Gegap Gempita Hajatan IPO
-
KEK Mandalika Kembali Dikembangkan, Mau Bangun Marina