- Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juli Budi Winantya mengatakan progres DHE berjalan baik, baik dari sisi dampak terhadap devisa di pasar, maupun pada instrumen operasi moneter valas.
- Tingkat kepatuhan eksportir dalam menyimpan DHE SDA pada rekening khusus (reksus) sangat tinggi, yakni mencapai sekitar 95 persen.
- DHE belum serta merta meningkatkan cadangan devisa nasional.
Suara.com - Bank Indonesia (BI) mengklaim pengelolaan devisa hasil ekspor atau DHE memiliki progres yang positif, demikian disampaikan Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juli Budi Winantya.
Hal itu disampaikan Juli menanggapi pertanyaan wartawan soal permintaan Presiden Prabowo untuk meninjau ulang kebijakan DHE, yang mewajibkan eksportir sektor pertambangan (kecuali migas), perkebunan, kehutanan, dan perikanan untuk menempatkan 100 persen devisa hasil ekspor dalam rekening di bank nasional selama 12 bulan.
"Yang ingin saya tekankan, progresnya tetap berjalan baik. Baik dari sisi dampak terhadap devisa di pasar, maupun pada instrumen operasi moneter valas BI," kata Juli di Bukittinggi, Sumatera Barat pada Jumat (24/10/2025).
"Kami berharap kebijakan ini konsisten mendukung stabilitas nilai tukar rupiah serta memperkuat cadangan devisa kita," ujarnya.
Sebelumnya Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti, pada Rabu (24/10/2025), mengatakan tingkat kepatuhan eksportir dalam menyimpan DHE SDA pada rekening khusus (reksus) sangat tinggi, yakni mencapai sekitar 95 persen.
Dari total penempatan dana di reksus tersebut, mayoritas atau sekitar 78,2 persen digunakan eksportir untuk mengonversi valas ke rupiah. Langkah konversi ini yang mendorong penambahan pasokan dolar di pasar valas domestik.
“Tapi intinya, untuk PP DHE, saya rasa sejauh ini eksportir sudah menjalankan sesuai yang diamanahkan,” kata Destry.
Meski demikian Destry mengungkapkan DHE belum serta merta meningkatkan cadangan devisa nasional.
“Penambahan valas itu tidak langsung serta-merta akan meningkatkan cadangan devisa kita. Kenapa? Karena valas itu justru dipakai untuk menambah suplai valas di pasar valas domestik,” terang dia.
Baca Juga: Prabowo Kumpulkan Kabinet: Bahas DHE dan Stabilitas Keuangan, Kebijakan Baru Segera Diumumkan?
Presiden Prabowo sebelumnya meminta Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa meninjau ulang kebijakan DHE, yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2025.
Hal itu diungkap Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi usai rapat terbatas yang digelar di rumah Prabowo di Kertanegara, Jakarta Selatan pada 16 Oktober 2025 lalu.
"Bapak Presiden menghendaki untuk kita terus-menerus melakukan review terhadap peraturan-peraturan yang berkenaan dengan masalah keuangan kita, termasuk di dalamnya tentang aturan devisa hasil ekspor," kata Prasetyo.
Adapun posisi cadangan devisa Indonesia mencapai 148,7 miliar dolar AS per September 2025. Jumlah ini mengalami penyusutan sebesar 2 miliar dolar AS dari sebelumnya 150,7 miliar dolar AS pada Agustus 2025.
BI memastikan cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Destry mencatat, dalam dua bulan terakhir terjadi outflow yang cukup besar, sehingga bank sentral perlu menggunakan sebagian cadangan devisa untuk melakukan intervensi di pasar valas.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Orang Kaya Ingin Parkir Supercar di Ruang Tamu, Tapi Kelas Menengah Mati-matian Bayar Cicilan Rumah
-
Mampukah Dana Siap Pakai dalam APBN ala Prabowo Bisa Pulihkan Sumatera?
-
Anak Purbaya Betul? Toba Pulp Lestari Tutup Operasional Total, Dituding Dalang Bencana Sumatera
-
Percepat Pembangunan Infrastruktur di Sumbar, BRI Dukung Pembiayaan Sindikasi Rp2,2 Triliun
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
Usulan Kiai ke Prabowo: Bersihkan Jutaan Kayu Gelondongan Bencana Tanpa Bebani APBN!
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Perusahaan RI Bakal Garap Proyek Kabel Laut Jakarta-Manado
-
Baksos Operasi Katarak BCA Bangun Harapan, Buka Jalan Hidup Masyarakat yang Lebih Produktif
-
Kamus Istilah Pegadaian Terlengkap, Mulai dari Marhun hingga Surat Bukti Gadai