-
Bank Indonesia mendesak perbankan menurunkan suku bunga kredit karena penurunan BI Rate belum sepenuhnya diikuti oleh bank, sehingga dampaknya ke ekonomi masih lambat.
-
Lambannya penurunan bunga kredit disebabkan antara lain oleh masih tingginya special rate untuk deposan besar yang menyerap 26% dari total dana pihak ketiga.
-
BI dan pemerintah terus bersinergi melalui kebijakan moneter dan fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tanpa meningkatkan risiko inflasi
Suara.com - Bank Indonesia (BI) meminta perbankan menurunkan suku bunga kredit.
Hal ini dikarenakan, BI sudah menurunkan BI Rate sebanyak lima kali sepanjang tahun 2025.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, penurunan bunga kredit masih dinilai lamban.
Pasalnya, penurunan bunga kredit untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia
"Isunya, masalahnya adalah bagaimana suku bunga dana pihak ketiga dan suku bunga kredit yang turunnya masih berjalan lambat. Itu yang kami terus dorong. Tentu saja agar suku bunga kredit bisa turun dan mendorong pertumbuhan ekonomi," bebernya seperti dikutip di Youtube BI, Kamis (23/10/2025).
Apalagi, lambannya penurunan suku bunga ini dipengaruhi oleh pemberian special rate kepada deposan besar yang mencapai 26 persen dari total DPK bank.
Adapun, penurunan suku bunga kredit perbankan bahkan berjalan lebih lambat, yaitu sebesar 15 bps dari 9,20 persen pada awal 2025 menjadi sebesar 9,05 persen pada September 2025.
Kata dia, Bank Indonesia juga terus bersinergi kuat dengan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Lantaran pertumbuhan ekonomi saat ini dan tahun depan dinilai masih di bawah kapasitas output nasional.
Baca Juga: Ribut-ribut Dana Pemda Ngendon di Bank, Mantu Jokowi Hingga KDM Tunjuk Menkeu Purbaya
"Dengan demikian mendorong permintaan domestik, mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi masih sejalan untuk juga keinginan kita mendorong pertumbuhan tanpa menimbulkan risiko kenaikan inflasi, khususnya inflasi inti," ungkapnya.
Bersama Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa, BI terus berupaya menambah ekspansi fiskal belanja pemerintah untuk sektor riil.
"Dua pertimbangan ini, inflasi rendah dan perlunya bersinergi mendorong pertumbuhan, jadi landasan utama kami masih memandang ruang penurunan suku bunga itu masih terbuka," tutur Perry.
Berita Terkait
-
Cakap Digital, Bijak Finansial: Sinergi Suara.com dan Bank Jago untuk Tingkatkan Kualitas Guru
-
Suara.com Gandeng Bank Jago, Ajak Guru Cerdas Kelola Finansial dan Antisipasi Hoaks di Era Digital
-
Hari Pangan Sedunia, BRI Peduli Komitmen Dukung Ketahanan Pangan Melalui Panen Raya BRInita
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Survei Bank Indonesia Laporkan Kegiatan Dunia Usaha Masih Lesu di Triwulan III 2025
Terpopuler
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
- 7 Rekomendasi Sabun Cuci Muka dengan Niacinamide untuk Mencerahkan Kulit Kusam
- John Heitingga: Timnas Indonesia Punya Pemain Luar Biasa
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
Menkeu Purbaya Ngeluh Saham Gorengan, Apa Gebrakan OJK?
-
Bank Saqu Bidik Layanan Keuangan Sektor Otomotif
-
Rupiah Jadi Mata Uang Paling Lesu di Asia Senin Pagi, Tembus Level Rp 16.676
-
LPS Catat Jumlah Rekening Tidur Turun Jadi 657,19Juta
-
IHSG Bangkit pada Awal Sesi ke Level 8.676, Cermati Saham-saham Ini
-
9 Saran Dino Patti Djalal untuk Prabowo: Anggaran Militer Digunakan Bantu Sumatera
-
Biang Kerok Banjir dan Longsor: Sawit, Tambang, atau Kertas?
-
Profil Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, Ditunjuk Jadi Satgas Percepatan Perbaikan Sumatera
-
Jelang Akhir Tahun Pertamina Perkuat Keamanan Objek Vital Nasional Sektor Energi
-
PGN dan Pertamina Pasok Logistik Hingga Instalasi Air di Lokasi Bencana Sumatra