-
Laba bersih 9M25 turun 10% yoy, tetapi fee-based income 3Q25 sentuh rekor Rp 7,2 T.
-
Kredit korporasi tumbuh 15% yoy dan credit cost longgar di 72 bps.
-
BNI Sekuritas upgrade rating 3 bulan menjadi Buy karena prospek dividend yield 8%.
Suara.com - Laporan keuangan sembilan bulan tahun 2025 (9M25) dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menunjukkan hasil yang secara umum sesuai dengan ekspektasi pasar, meski terdapat perlambatan pada laba bersih.
BMRI mencatat laba bersih yang turun 10% secara tahunan (yoy) hingga September 2025.
Angka ini membentuk 73% dari estimasi setahun penuh berdasarkan analisis harian BNI Sekuritas dan 75% dari estimasi konsensus, menempatkan kinerja bank ini broadly in line (sejalan) dengan prediksi analis.
Pada kuartal ketiga tahun 2025 (3Q25) saja, laba bersih bank berhasil melonjak 18% secara kuartalan (qoq). Kenaikan ini didorong kuat oleh pertumbuhan pendapatan non-bunga (non-interest income) yang mencapai rekor.
Namun, secara tahunan, laba bersih 3Q25 tetap turun 14% yoy akibat kenaikan beban operasional yang signifikan, melonjak hingga 27% yoy.
Pendapatan dan Kualitas Aset Tumbuh Positif
Salah satu sorotan utama dalam laporan ini adalah pertumbuhan pendapatan non-bunga (fee-based income), yang mencapai rekor tertinggi, yakni Rp 7,2 triliun pada 3Q25.
Angka ini melonjak tajam 18% yoy dan 27% qoq, menunjukkan keberhasilan bank dalam mendiversifikasi sumber pendapatannya di luar bunga kredit.
Sementara itu, pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) dilaporkan tumbuh 5% yoy. Meskipun demikian, Net Interest Margin (NIM) pada 3Q25 tetap datar di angka 4,9% dibandingkan kuartal sebelumnya.
Baca Juga: Mandiri Mikro Fest 2025, Langkah Bank Mandiri Perkuat Pertumbuhan Ekonomi Kerakyatan
Hal ini membawa NIM kumulatif 9M25 berada di level 4,9%, atau turun 20 basis poin (bps) yoy, sebuah capaian yang masih berada dalam rentang panduan manajemen yang ditetapkan sebesar 4,8% hingga 5,0%.
Dari sisi profitabilitas operasional, Laba Operasi Sebelum Penyisihan Kredit (Pre-Provision Operating Profit/PPOP) mengalami penurunan 9% yoy.
BMRI juga berhasil menekan biaya kredit (credit cost), yang melonggar menjadi 72 bps (turun 13 bps yoy). Angka ini berada di bawah target yang ditetapkan manajemen, yaitu 80-100 bps, menandakan manajemen risiko yang efektif.
Kualitas aset secara umum juga tetap kuat, dengan pembentukan Net Non-Performing Loan (Net NPL formation) berada di angka 0,81%. Rasio Loan at Risk (LAR) juga menunjukkan perbaikan, turun menjadi 6,5%.
Pertumbuhan kredit menjadi kekuatan utama bank ini, terutama didorong oleh sektor korporasi.
Kredit korporasi mencatat pertumbuhan kuat 8% qoq dan 15% yoy, yang kemudian mendorong total pertumbuhan kredit bank secara keseluruhan naik 11% yoy. Angka pertumbuhan ini sejalan dengan panduan yang telah ditetapkan manajemen.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Kebiasaan Mager Bisa Jadi Beban Ekonomi
-
Jurus Korporasi Besar Jamin Keberlanjutan UMKM Lewat Pinjaman Nol Persen!
-
Purbaya Sepakat sama Jokowi Proyek Whoosh Bukan Cari Laba, Tapi Perlu Dikembangkan Lagi
-
Dorong Pembiayaan Syariah Indonesia, Eximbank dan ICD Perkuat Kerja Sama Strategis
-
Respon Bahlil Setelah Dedi Mulyadi Cabut 26 Izin Pertambangan di Bogor
-
Buruh IHT Lega, Gempuran PHK Diprediksi Bisa Diredam Lewat Kebijakan Menkeu Purbaya
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
IHSG Merosot Lagi Hari Ini, Investor Masih Tunggu Pertemuan AS-China
-
Ada Demo Ribut-ribut di Agustus, Menkeu Purbaya Pesimistis Kondisi Ekonomi Kuartal III
-
Bahlil Blak-blakan Hilirisasi Indonesia Beda dari China dan Korea, Ini Penyebabnya