Suara.com - Dalam upaya mempercepat lahirnya talenta digital Indonesia yang siap kerja, PT Bank DBS Indonesia bersama Dicoding Indonesia kembali meluncurkan Coding Camp 2026 Powered by DBS Foundation, program pelatihan intensif yang membekali anak muda dengan keterampilan digital dan soft skill yang relevan dengan kebutuhan industri.
Program ini bukan sekadar kursus pemrograman. Ia adalah bentuk nyata komitmen DBS Foundation terhadap inklusi digital, pemerataan kesempatan belajar, dan peningkatan daya saing generasi muda di seluruh Indonesia termasuk mereka yang berasal dari wilayah 3T (terdepan, tertinggal, terluar).
CEO Dicoding Indonesia, Narenda Wicaksono menjelaskan, Coding Camp telah memasuki tahun keempat pelaksanaannya. "Kalau dua tahun pertama program ini berdurasi 300 jam, sekarang meningkat menjadi 900 jam agar peserta benar-benar siap kerja," ujar Narenda.
Tahun ini, lebih dari 57.000 peserta mendaftar, dan sebanyak 3.000 orang terpilih mengikuti program intensif berdurasi sekitar 6 bulan. Sekitar 20% di antaranya berasal dari SMK, sisanya dari perguruan tinggi. Menariknya, mahasiswa dapat mengonversi hasil belajarnya hingga 20 SKS.
Selain materi teknis, peserta juga mendapatkan soft skill langsung dari para profesional DBS, mmulai dari kelas wawancara berbahasa Inggris, literasi keuangan, hingga pelatihan komunikasi dan pengembangan diri.
“Transfer knowledge-nya langsung dari praktisi industri, jadi mereka belajar dari sumber pertama,” tambah Narenda.
Program juga mewajibkan peserta menyelesaikan Capstone Project, proyek pembuatan prototype produk teknologi yang bisa menjadi portofolio saat melamar kerja. Berdasarkan data Dicoding, 80% lulusan program intensif terserap di dunia kerja dalam waktu kurang dari enam bulan setelah lulus.
Inklusif dan Merata: Peserta Mayoritas dari Daerah Non-Perkotaan
Head of Group Strategic Communications PT Bank DBS Indonesia, Mona Monika menegaskan bahwa inklusivitas menjadi jiwa utama program ini. Sebanyak 93% peserta berasal dari daerah non-perkotaan.
Baca Juga: Mengintip Peternakan Belatung Pengurai Sampah Organik, Geli-geli Cuan!
"Kami memang ingin memastikan akses pendidikan digital bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya.
Selain menjangkau wilayah 3T, program ini juga berhasil meningkatkan partisipasi perempuan hingga 27%, naik signifikan dibanding rata-rata 17% di platform Dicoding.
“Kami percaya inovasi lahir dari keberagaman. Karena itu, perempuan dan penyandang disabilitas juga menjadi prioritas dalam rekrutmen peserta,” tambahnya.
DBS Foundation telah mendanai berbagai program inklusi dan pemberdayaan masyarakat sejak berdiri pada 2014. Tahun ini saja, total dana yang digelontorkan mencapai Rp148 miliar, termasuk untuk Coding Camp bersama Dicoding.
“Setiap tahun kami membuka kesempatan bagi yayasan atau lembaga sosial untuk pitching proposal. Selama tujuannya sejalan dengan visi kami yaitu mendorong inklusi digital, pemberdayaan perempuan, dan penyandang disabilitas — mereka bisa mendapatkan dukungan dana hibah,” jelas Mona.
Program Coding Camp juga didukung kolaborasi dengan lebih dari 275 kampus di seluruh Indonesia, serta dengan pemerintah melalui surat edaran ke SMK untuk memperluas jangkauan.
Berita Terkait
-
Riset DBS Sebut AI Jadi Solusi Optimalkan Biaya Modal Perusahaan
-
Bank DBS Bidik Dana Kelolaan (AUM) Wealth Management 38,3 Persen
-
Perang Iran-Israel Bikin Emas Jadi Primadona? Ini Kata Ahli dan Pilihan Investasi Lainnya
-
Cari Investasi yang Stabil? Ini 3 Pilihan Terbaik Saat Ekonomi Tak Menentu
-
Utang Indonesia Tembus Rp 7.144,6 Triliun, Ekonom: Itu Belum Besar
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
PLN Jamin Ketersediaan SPKLU demi Kenyamanan Pengguna Kendaraan Listrik Sepanjang Nataru
-
Kapitalisasi DRX Token Tembus Rp2,4 Triliun, Proyek Kripto Lokal Siap Go Global
-
Saham Emiten Keluarga Bakrie Mulai Bangkit dari Kubur
-
Eks Tim Mawar Untung Budiharto Kini Bos Baru Antam
-
Sempat Rusak Karena Banjir, Jasa Marga Jamin Tol Trans Sumatera Tetap Beroperasi
-
Banyak Materai Palsu di E-Commerce, Pos Indonesia Lakukah Hal Ini
-
Mendag Dorong Pembentukan Indonesia Belarus Business Council
-
Tekanan Jual Dorong IHSG Merosot ke Level 8.649 Hari Ini
-
Bank Mega Syariah Luncurkan Program untuk Tingkatkan Frekuensi Transaksi
-
Pertemuan Tertutup, Prabowo dan Dasco Susun Strategi Amankan Ekonomi 2025 dan Pulihkan Sumatera