Bisnis / Properti
Kamis, 20 November 2025 | 08:51 WIB
WIKA
Baca 10 detik
  • BP BUMN tengah mengintensifkan kajian merger BUMN Karya.
  • Proses konsolidasi ini dilaksanakan melalui kolaborasi erat dengan BPI Danantar.
  • Keputusan akhir mengenai nasib PT Waskita Karya, termasuk wacana delisting, akan ditentukan seiring dengan pembentukan klaster BUMN Karya yang baru.

Suara.com - Badan Pengaturan Badan Usaha Milik Negara (BP BUMN) terus mengintensifkan kajian mendalam terkait rencana besar penggabungan (merger) sejumlah perusahaan BUMN yang bergerak di sektor konstruksi atau yang dikenal sebagai BUMN Karya.

Langkah strategis ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menyehatkan dan meningkatkan efisiensi perusahaan pelat merah di tengah tantangan kinerja yang cukup berat.

BP BUMN telah menetapkan target yang ambisius: proses penggabungan klaster BUMN Karya ini diharapkan dapat diselesaikan pada Desember 2025.

"Sedang kami kaji bagaimana merger kelompok BUMN karya, mudah-mudahan Desember ini selesai," kata Wakil Kepala BP BUMN Aminuddin Ma'ruf saat berbicara dalam ANTARA Business Forum (ABF) 2025 di Jakarta, Rabu (20/11/2025).

Aminuddin menjelaskan, pihaknya tidak bekerja sendiri dalam melaksanakan konsolidasi besar ini. BP BUMN akan berkolaborasi erat dengan tim dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Danantara (BPI Danantara).

Kerja sama ini bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh proses penggabungan, mulai dari kajian finansial hingga legal, berjalan dengan tata kelola yang baik dan transparan.

Kolaborasi antara BP BUMN dan Danantara ini sebelumnya telah dicanangkan oleh Kepala BP BUMN, Dony Oskaria. Dony menyatakan, kerja sama ini adalah kunci untuk mendorong efektivitas dan efisiensi kinerja BUMN secara keseluruhan.

"Kita ingin mempercepat transformasi BUMN, jadi diharapkan nanti kolaborasi antara BP BUMN dan Danantara mempercepat konsolidasi," ujar Dony di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, beberapa waktu lalu.

Transformasi dan konsolidasi yang sedang dijalankan ini merupakan langkah penting agar BUMN-BUMN tersebut mampu beradaptasi dengan tantangan baru, sekaligus menjadi perusahaan yang semakin kompetitif, baik di tingkat nasional maupun di panggung global.

Baca Juga: BUMN Hotel Cari Peruntungan di Liburan Akhir Tahun

Isu yang tak kalah penting dalam rencana penggabungan BUMN Karya adalah nasib perusahaan-perusahaan yang tengah menghadapi tekanan finansial, seperti PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).

Terkait wacana delisting atau penghapusan saham Waskita Karya dari Bursa Efek Indonesia (BEI), Wakil Kepala BP BUMN Aminuddin Ma'ruf meminta publik untuk menunggu hasil kajian akhir.

Wacana delisting ini akan diputuskan seiring dengan pembentukan klaster BUMN Karya yang baru.

"Nanti tunggu aja, nanti kita buat kluster beberapa BUMN untuk yang BUMN karya," ucapnya.

Keputusan mengenai Waskita menjadi krusial mengingat perusahaan tersebut telah menjadi sorotan utama terkait restrukturisasi utang dan penyehatan keuangan, sehingga masa depannya sangat bergantung pada skema penggabungan dan klasterisasi yang disusun oleh BP BUMN.

Sebagai informasi, pada September 2025 mengalami kerugian bersih sebesar Rp3,17 triliun, naik dari Rp3 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya, karena penurunan pendapatan yang signifikan meskipun beban usaha dapat ditekan.

Load More