- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat di sesi awal perdagangan Jumat, 28 November 2025, mencapai level 8.555.
- Pada pukul 09.08 WIB, IHSG naik 0,10 persen, dengan transaksi melibatkan 4,08 miliar saham senilai Rp 2,06 triliun.
- Sebelumnya, IHSG ditutup melemah pada Kamis (27/11/2025) karena aksi jual asing didorong oleh profit taking saham perbankan.
Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik menguat di awal sesi perdagangan Jumat, 28 November 2025. IHSG dibuka menghijau 8.555.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 09.08 WIB, IHSG masih betah di zona hijau dengan naik 0,10 persen ke level 8.554
Pada perdagangan pada waktu itu, sebanyak 4,08 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp 2,06 triliun, serta frekuensi sebanyak 257.100 kali.
Dalam perdagangan di waktu tersebut, sebanyak 254 saham bergerak naik, sedangkan 253 saham mengalami penurunan, dan 449 saham tidak mengalami pergerakan.
Adapun, beberapa saham yang menjadi Top Gainers pada waktu itu diantaranya, AGII, BHAT, BYAN, CBDK, CTBN, CUAN, DSSA, DUTI, FILM, GGRM, ISAT.
Sedangkan, saham yang masuk dalam Top Loser diantaranya, AMMN, BOGA, CMRY, DNET, EDGE, INDR, INTP, JSPT, MLPT, PGUN, PTRO, RAJA.
Proyeksi IHSG
IHSG berpotensi melanjutkan fase koreksi sehat pada perdagangan Jumat (28/11/2025), setelah pada penutupan sebelumnya terkoreksi cukup dalam.
Berdasarkan laporan Sapa Mentari BRI Danareksa Sekuritas, IHSG ditutup melemah 0,65 persen ke level 8.545 pada Kamis (27/11), disertai aksi jual bersih asing (net foreign sell) mencapai Rp 884 miliar.
Baca Juga: Profil PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA): Daftar Pemilik Saham dan Kinerja
Tekanan terutama datang dari pelemahan saham-saham perbankan jumbo seperti BBCA, BBRI, dan BMRI.
Saham-saham tersebut menjadi salah satu pemicu utama tertekannya IHSG, apalagi setelah indeks mencetak rekor tertinggi (all-time high) pada sesi sebelumnya. Aksi ambil untung pun tak terhindarkan menjelang akhir pekan.
BRI Danareksa Sekuritas menilai, koreksi yang terjadi masih bersifat wajar dan terbatas. Secara teknikal, IHSG diperkirakan bergerak melemah terbatas dengan area support terdekat berada di kisaran 8.480–8.500.
Level ini dipandang sebagai area yang cukup kuat untuk menahan penurunan jangka pendek.
Sementara itu, dari sentimen global, pasar keuangan Amerika Serikat tidak memberikan arahan pasar pada Kamis waktu setempat karena tutup penuh dalam rangka libur Thanksgiving.
Penutupan ini mencakup pasar saham maupun pasar obligasi, sehingga aktivitas perdagangan global cenderung lebih sepi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
Terkini
-
BTN Ungkap Risiko Jika SLIK Dihapus
-
Hingga November, Penyaluran BLTS Capai 5,5 Juta Keluarga Penerima Manfaat
-
Riset CORE Sebut Ekonomi RI Bisa Lebih Buruk di 2026, Apa Pemicunya
-
Profil PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA): Daftar Pemilik Saham dan Kinerja
-
Ratu Maxima Berikan Tips Pengelolaan Keuangan
-
Serapan Baru 70 Persen, Belanja Pemerintah Dikebut di 1 Bulan Terakhir 2025
-
Kuota LPG 3Kg Ditambah 350.000 Ton Tanpa Anggaran Baru
-
BI dan Kementerian Investasi Integrasikan Layanan Perizinan
-
CEO Danantara Sebut Merger GOTO dan Grab Masih Berjalan: Sinyalnya Positif
-
Forum Ekonomi KB Bank Hadirkan Tokoh Nasional Bahas Arah Ekonomi dan Investasi Jelang 2026