Bisnis / Energi
Selasa, 02 Desember 2025 | 12:56 WIB
Ilustrasi alat berat dan tambang. [Ist]
Baca 10 detik
  • Walhi menyatakan banjir dan longsor di Sumatera disebabkan kerentanan ekologis akibat perubahan ekosistem hutan.
  • Deforestasi seluas 1,4 juta hektare di tiga provinsi tersebut diperparah oleh aktivitas 631 perusahaan pertambangan.
  • Wamen ESDM membantah tambang sebagai penyebab utama bencana, menekankan lokasi tambang jauh dari zona terdampak.

Suara.com - Wahana Lingkungan Indonesia atau Walhi menyebut penyebab banjir dan longsor yang terjadi di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh pada 25-27 November disebabkan kerentanan ekologis yang terus meningkat akibat perubahan bentang ekosistem penting seperti hutan, dan diperparah oleh krisis iklim. 

Berdasarkan catatan WALHI, seluas 1,4 juta hutan di tiga wilayah itu telah mengalami deforestasi pada periode 2016-2025. Salah satu penyebabnya adalah adanya aktivitas pertambangan.

Walhi mengkapkan di tiga provinsi itu terdapat setidaknya 631 perusahaan pemegang izin tambang

Foto udara permukiman warga terdampak banjir bandang di Desa Aek Garoga, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Sabtu (29/11/2025). [ANTARA FOTO/Yudi Manar/bar]

Lantas apa saja perusahaan tambang yang beroperasi di tiga wilayah itu, di antaranya  sebagai berikut: 

Sumatera Utara

  • PT Agincourt Resources (PTAR) yang mengelola tambang  emas Martabe di kawasan Batang Toru, Tapanuli Selatan.
  • PT Sorikmas Mining (SMM), perusahaan tambang emas dan mineral lainnya yang beroperasi di Kabupaten Mandailing Natal (Madina). 

Aceh

  • PT Emas Mineral Murni (EMM), perusahaan tambang emas, tembaga, molibdenum di Kabupaten Aceh Tengah dan Nagan Raya.
  • PT Lhoong Setia Mining, perusahaan tambang tambang mineral logam yang berfokus pada penambangan bijih besi di Kecamatan Lhoong, Aceh Besar.
  • PT Mifa Bersaudara, perusahaan tambang batu bara di Aceh Barat.
  • PT Bara Adipratama Meulaboh, perusahaan tambang batu bara di Kabupaten Aceh Barat. 

Sumatera Barat

  • PT Nusa Alam Lestari (NAL), perusahaan tambang batu bara yang berada di Kota Sawahlunto.
  • PT Guguk Tinggi Coal, perusahaan tambang batu bara yang berada di Kota Sawahlunto.
  • PT Karbindo Abesyapradhi adalah perusahaan pertambangan batubara yang berada di Kabupaten Sijunjung.
  • PT Tripabara, perusahaan tambangan batu bara yang berada di Kabupaten Pesisir Selatan.
  • PT Bina Bakti Pertiwi adalah perusahaan tambang emas dan timah hitam yang berada di Kabupaten Solok Selatan

ESDM Sebut Tambang Bukan Penyebab

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM) Yuliot Tanjung buka suara soal aktivitas pertambangan yang disebut menjadi penyebab banjir dan longsor yang terjadi di Sumatera, khususnya wilayah Sumatera Utara.

Baca Juga: Aturan Pengelolaan Sumur Rakyat Dinilai Beri Peluang Cuan Bagi Ekonomi Daerah

Ia menegaskan, lokasi pertambangan berada jauh dari kawasan yang terdampak  bencana. 

"Nggak, ya, katanya wilayah kerjanya jauh," kata Yuliot saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (1/12/2025). 

Untuk memastikan penyebab pasti longsor dan banjir, Yuliot mengatakan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia akan melakukan pemeriksaan lapangan pada Senin (1/12/2025).

Dalam peninjauan lapangan itu akan dipastikan apakah penyebab bencana juga disebabkan aktivitas pembalakan liar. 

"Ini dicek di lapangan. Besok Pak Menteri akan lihat dari atas besok," kata Yuliot. 

Load More