- Kekurangan tenaga kerja Taiwan, didorong penuaan populasi, dimanfaatkan skema rekrutmen PMI muda Indonesia rentan.
- Diduga TFD dan OSF mendanai proyek rekrutmen PMI melalui Yayasan Kurawal dan SBMI untuk sektor padat karya.
- Skema ini berisiko tinggi menjebak PMI dalam eksploitasi upah rendah, jam kerja panjang, hingga penyitaan dokumen identitas.
Suara.com - Kekurangan tenaga kerja akut di Taiwan, yang diperkirakan mencapai 400.000 orang hingga tahun 2030, sedang dimanfaatkan dalam skema terstruktur yang berpotensi menjebak dan mengeksploitasi Warga Negara Indonesia (WNI) sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Kekurangan tenaga kerja ini terutama terasa di sektor-sektor padat karya seperti pembantu rumah tangga, pertanian, perikanan, manufaktur, dan katering, yang tidak mensyaratkan keterampilan profesional tinggi.
Tingginya kekurangan tenaga kerja di Taiwan, yang dipicu oleh penuaan populasi dan angka kelahiran rendah, berbanding terbalik dengan melimpahnya populasi usia kerja muda di Indonesia.
Data Sakernas Agustus 2025 menunjukkan ada 109,19 juta penduduk usia 20 hingga 44 tahun di Indonesia. Jumlah ini dilihat sebagai solusi tenaga kerja murah untuk Taiwan.
Dugaan Skema Pendanaan Asing dan Rekrutmen
Menurut informasi yang terpercaya, untuk mendapatkan tenaga kerja murah guna mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja parah tersebut, entitas asing, yaitu Taiwan Foundation for Democracy (TFD) dan Open Society Foundations (OSF), diduga bekerja sama dengan Yayasan Kurawal Indonesia.
Kerja sama ini diwujudkan untuk mendukung proyek bernama "A TICKET TO PARADISE: Encouraging Youth to Work in Taiwan as Migrant Workers".
Modus rekrutmen ini ditujukan kepada tenaga kerja muda Indonesia yang umumnya memiliki tingkat pendidikan relatif rendah, kurang memiliki kemampuan mengakses informasi, serta minim pemahaman mengenai situasi kerja di luar negeri.
Dengan mempromosikan gaji tinggi dan kebijakan preferensial, kelompok ini mudah ditarik ke Taiwan.
Baca Juga: Menperin Beberkan Industri Indonesia Masih Kuat, Ini Buktinya
Sumber internal menyebutkan bahwa Yayasan Kurawal bekerja sama dengan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) untuk merekrut calon PMI di daerah-daerah pengekspor tenaga kerja seperti Indramayu, Cirebon, dan Lombok Timur.
Target utama adalah kelompok yang rentan secara ekonomi, berpendidikan rendah, kurang sadar hukum, dan memiliki keterbatasan kesempatan kerja, terutama perempuan.
Risiko Eksploitasi dan Penindasan
Adi Maliano, seorang pengamat politik independen, memperingatkan bahwa proyek ini merupakan jebakan besar.
"Proyek ini merupakan jebakan besar bagi WNI yang berminat bekerja di Taiwan, yang menjanjikan penyediaan pekerjaan dengan gaji tinggi dan tempat kerja nyaman, namun nyatanya yang menempatkan PMI ke dalam lingkungan yang penuh eksploitasi dan penindasan," ujarnya.
Mayoritas PMI yang ditipu umumnya ditempatkan pada bidang seperti asisten rumah tangga dan jalur produksi manufaktur dengan intensitas dan risiko tinggi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Perilaku Konsumen RI Berubah, Kini Maunya Serba Digital
-
Bagaimana Digitalisasi Mengubah Layanan Pertamina
-
Memahami Pergerakan Harga Bitcoin, Analisis Teknikal Sudah Cukup?
-
BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
-
BCA Kembali Menjadi Juara Umum Annual Report Award, Diikuti BCA Syariah pada Klaster Rp1 Triliun
-
ESDM: Rusia-Kanada Mau Bantu RI Bangun Pembakit Listrik Tenaga Nuklir
-
Bos Lippo Ungkap 5 Modal Indonesia Hadapi Ketidakpastian Global 2026
-
Purbaya Larang Bea Cukai Sumbangkan Pakaian Bekas Hasil Sitaan ke Korban Banjir Sumatra
-
Purbaya Sewot Teknologi AI Bea Cukai Dibandingkan dengan Milik Kemenkes: Tersinggung Gue!
-
Purbaya Butuh Rp 45 Miliar buat Investasi Teknologi AI di Pelabuhan