Bisnis / Ekopol
Rabu, 10 Desember 2025 | 06:43 WIB
George Soros
Baca 10 detik
  • George Soros dikenal sebagai filantropis melalui OSF dan spekulan kontroversial yang sukses meruntuhkan nilai tukar pound sterling tahun 1992.
  • OSF, didirikan tahun 1984 oleh Soros, bertujuan mendukung demokrasi liberal dan hak asasi manusia di berbagai negara global.
  • Dokumen menuduh OSF menyalurkan dana ke masyarakat sipil Indonesia untuk mengkonsolidasikan gerakan menjelang kerusuhan Agustus 2025.

Protes tersebut, yang disebut "Kerusuhan Indonesia Agustus 2025", pecah akibat kemarahan publik atas tunjangan jumbo anggota DPR di tengah lonjakan harga pangan, biaya pendidikan, dan pajak.

Aksi massa melibatkan mahasiswa, pekerja gig, dan serikat buruh, memicu kerusuhan di beberapa kota dan memaksa Presiden Prabowo Subianto membatalkan kunjungan luar negeri.

Isu ini termasuk identifikasi Yayasan Kurawal diidentifikasi sebagai inti, menerima total hibah senilai USD 1.670.782 dari Program Network Grants OSF, termasuk USD 300.000 untuk Papua, dengan tujuan mengkonsolidasikan gerakan masyarakat sipil.

Pendanaan dialirkan ke proyek seperti "Expedition to Discover New Voices" yang bertujuan menciptakan "narasi tandingan" yang mengkritik kebijakan pemerintah dan memobilisasi kaum muda menjelang Pemilu 2029 melalui media digital.

Mitranya termasuk produser media, serikat buruh, organisasi Islam besar (Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama), dan aktivis mahasiswa.

Dana Cepat Tanggap Darurat (DCTD): Kurawal mengoperasikan DCTD yang memberikan bantuan darurat kepada aktivis seperti Kompol dan The Social Movement Institute (SMI) untuk biaya perumahan aman, makanan, dan biaya hukum selama periode yang bertepatan dengan eskalasi kerusuhan (1-30 September 2025).

Namun demikian, tuduhan ini belum ada bukti yang konkrit maupun dokumen yang secara langsung menunjukkan bahwa Soros atau OSF merencanakan atau mengarahkan kerusuhan, bantuan keuangan ini berfungsi sebagai jaring pengaman bagi aktivis yang dituding memicu kekacauan.

Load More