- Sistem resi gudang bertujuan meningkatkan ekonomi petani dan menghapus praktik pembelian dini yang merugikan mereka.
- PT KBI mendampingi 73 petani kedelai, meningkatkan hasil panen dari 9 ton menjadi 21 ton pada lahan 10 hektare.
- Resi gudang kopi memungkinkan petani mencapai peningkatan nilai jual hingga dua kali lipat serta akses pembiayaan perbankan.
Suara.com - Sistem resi gudang diyakini mampu untuk membantu petani makmur dan sejahtera. Bahkan, sistem resi gudang bisa menghapus skema pembelian dini atau harga yang lebih rendah atau lebih dikenal ijon.
Direktur Pengembangan Bisnis dan Operasional PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI), Saidu Solihin, menjelaskan skema resi gudang ini sebagai amanat Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2011 tentang Sistem Resi Gudang serta selaras dengan visi Presiden Prabowo untuk mendorong kedaulatan pangan nasional.
"Resi gudang adalah cara kita meningkatkan perekonomian petani, memutus rantai ijon yang selama ini merugikan petani. Dengan resi gudang petani bisa mendapat harga jual yang lebih tinggi," ujarnya di Jakarta, Jumat (19/12/2025).
Dalam hal ini, PT KBI menerapkan skema resi gudangan pada petani kedelai binaannya. Melalui pendampingan berkelanjutan, petani tidak hanya menikmati kenaikan produktivitas, tetapi juga memperoleh akses harga yang lebih adil hingga pembiayaan perbankan.
Berkolaborasi dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Asosiasi Masyarakat Kedelai Lokal Nusantara (Asmakara), PT KBI melakukan pembinaan terhadap 73 petani kedelai yang tergabung dalam tiga kelompok tani moyang.
Dari lahan seluas 10 hektare, hasil panen kedelai melonjak signifikan dari sebelumnya 9 ton menjadi 21 ton atau naik sekitar 43 persen.
"Kedelai ini merupakan program unggulan kami, dimana hasil panen kedelai kami masukan dalam resi gudang. Dengan demikian petani dapat merasakan manfaat peningkatan secara ekonomi dan berkelanjutan," kata Saidu.
Tak hanya kedelai, PT KBI juga mendorong petani kopi naik kelas melalui program reforestasi berbasis ekonomi. Hingga kini, perseroan telah menanam 500 pohon kopi di kaki Gunung Guntur, Garut, Jawa Barat, di lahan seluas 2.800 meter persegi, dan berlanjut ke tahap kedua dengan 600 bibit kopi.
Inisiatif tersebut tidak hanya berfungsi sebagai upaya pelestarian hutan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi petani. Komoditas kopi binaan KBI turut masuk dalam skema resi gudang, sehingga petani memperoleh nilai jual yang lebih tinggi dan berkelanjutan.
Baca Juga: Mentan Amran Lapor ke Prabowo Petani Mulai Sejahtera
Ia mencontohkan, sebelumnya petani kopi hanya menerima sekitar Rp 50 ribu per kilogram. Namun melalui resi gudang, nilai jual bisa meningkat hingga dua kali lipat.
Selain itu, resi gudang juga menjadi surat berharga yang dapat diterima perbankan sebagai agunan pinjaman.
"Jadi petani bisa mendapat modal kerja untuk mempersiapkan produksi," tambah Saidu.
Bahkan, untuk kelompok petani kopi, PT KBI telah memfasilitasi kontrak ekspor melalui Dubai sebesar 20 ton per bulan dengan harga yang kompetitif.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
Terkini
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
Target Harga Saham BBRI Jelang Akhir Tahun, Bagaimana Analisisnya?
-
Menkeu Purbaya Balas Ramalan Bank Dunia
-
Melihat Potensi Cuan Industri Ergonomi di Tengah Tren Kerja Hybrid Indonesia
-
Harga Pangan Kompak Turun, Cabai hingga Beras Sama-Sama Terkoreksi
-
Cara Gabung NPWP Suami-Istri di Coretax, Panduan Lengkap dan Mudah
-
Jelang Pergantian Tahun, Sektor ESDM Catatkan PNBP sebesar Rp228 Triliun
-
Laba Melejit 22 Persen, MBMA Makin Perkasa di Bisnis Nikel Terintegrasi
-
6 Perbedaan Tabungan Konvensional dan Syariah, Mana yang Lebih Sesuai untuk Anda?
-
Pengusaha Sebut Formula Upah Minimum 2026 Bikin Lapangan Kerja Baru Sulit Tercipta