Suara.com - Harga perak (silver) mencatat kenaikan luar biasa sepanjang tahun 2025, menembus level-level historis di pasar global dan domestik.
Logam putih ini menjadi salah satu komoditas paling berperforma kuat, bahkan melampaui emas dalam imbal hasil tahunan, didorong oleh kombinasi permintaan industri yang kuat, sentimen aset aman, dan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter global.
Data komoditas menunjukkan bahwa harga perak internasional naik lebih dari 140% sepanjang 2025 dibandingkan tahun sebelumnya, menjadikannya salah satu reli terbesar sejak 1979.
Spot silver diperdagangkan di atas $70 per ons pada Desember 2025, bahkan sempat menyentuh rekor intraday hingga sekitar $78–$81 per ons di beberapa sesi akhir tahun.
Sementara itu, di pasar domestik Indonesia, harga perak batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menembus angka Rp 44.265 per gram hari ini, meningkat di atas 150% sepanjang tahun sesuai data resmi perusahaan.
Detail Tren Harga Sepanjang 2025
Awal Tahun
Harga perak memulai 2025 dari level yang relatif moderat, namun terus menguat secara bertahap sepanjang paruh pertama tahun.
Peningkatan permintaan industri, khususnya dari sektor energi terbarukan dan teknologi, membantu harga melewati level-level psikologis penting lebih awal.
Baca Juga: Setelah Libur Panjang, Harga Emas Antam Merosot Jadi Rp 2.596.000 per Gram
Pertengahan Tahun
Pada Juli 2025, perak mencapai titik puncak sementara sekitar $39,30 per ons (menurut data pasar), kemudian mengalami koreksi ringan pada Agustus sebelum mempertahankan tren bullish sampai akhir kuartal ketiga.
Kondisi ini mencerminkan ketahanan permintaan dalam sektor industri dan ketidakpastian di pasar keuangan global. Catatan: harga historis dikonfirmasi oleh data rujukan perdagangan LBMA dan COMEX.
Puncak Kenaikan (Oktober–Desember)
Memasuki Oktober hingga Desember, harga perak semakin berlari cepat. Spot perak mencetak rekor baru di atas $51 per ons dan kemudian bertahan di atas $65–$70 per ons di tengah optimisme pasar terhadap kemungkinan penurunan suku bunga The Fed serta sentimen geopolitik yang memicu permintaan aset lindung nilai.
Pada pertengahan Desember, bull run berlanjut dengan silver mencapai lebih dari $75 per ons, mendorong momentum pasar sampai mendekati $80 per ons, hingga akhirnya terkoreksi tipis menjelang akhir tahun.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Emas Antam Stagnan Jelang Tahun Baru, Harganya Masih Rp 2.501.000 per Gram
-
Harga Emas Antam Catat Rekor Penurunan Terburuk Pada Akhir Tahun 2025
-
Dapat Obat Kuat BI, Rupiah Makin Perkasa Lawan Dolar AS ke Level Rp16.739
-
Penumpang KRL Dilarang Bawa Petasan dan Kembang Api
-
Operasional KRL Diperpanjang Hingga Jam 1 Pagi di Malam Tahun Baru, Intip Jadwalnya
-
Layanan Pulih 100 Persen, BSI Pastikan Operasional dan Transaksi Nasabah di Aceh Kembali Normal
-
Kejahatan Siber Serang Industri Pasar Modal, OJK Minta Jaga Data Pribadi
-
BRI Peduli Bantu Pulihkan Psikologis Anak-Anak Korban Bencana Aceh-Sumatra
-
LPDB Koperasi Akselerasi Penyelesaian Dana Bergulir di Provinsi Bali
-
Dongkrak Produksi Minyak di Papua, SKK Migas dan Petrogas Mulai Injeksi Kimia di Lapangan Walio