Suara.com - Penyanyi dan pendaki gunung Fiersa Besari akhirnya angkat bicara soal polemik pemesanan atau booking lahan camping di gunung yang ramai menjadi perbincangan di media sosial.
Isu ini mencuat setelah beredar sebuah video viral yang memperlihatkan sekelompok pendaki diusir dari lokasi tenda mereka karena lahan tersebut diklaim sudah dipesan oleh rombongan peserta open trip.
Melalui unggahan video di akun Instagram pribadinya, Fiersa Besari memberikan pandangannya sebagai seseorang yang juga aktif mendaki gunung dan kerap berbagi pengalaman di alam bebas.
Ia menyampaikan pendapatnya dengan nada tenang namun tegas.
“Saya baru baca-baca soal booking lahan di gunung. Izin menanggapi, tapi dari kapasitas saya aja ya,” ujar Fiersa membuka videonya.
Pria yang belum lama ini berhasil menjelajahi puncak Carstensz Pyramid itu menjelaskan bahwa dalam sistem open trip, memang sudah menjadi kebiasaan bagi porter atau kru perjalanan untuk naik lebih dulu ke area campground dan mendirikan tenda bagi para peserta.
Hal ini dianggap sebagai bagian dari pelayanan yang disediakan oleh penyelenggara perjalanan.
"Jadi setahu saya memang banyak open trip yang porter-nya jalan duluan sampai ke campground, terus mendirikan tenda-tenda untuk peserta trip-nya. Itu bisa dimaklumi," terangnya.
Namun, Fiersa menyayangkan jika praktik tersebut dilakukan secara berlebihan, apalagi sampai menyebabkan konflik dengan pendaki mandiri yang sudah lebih dulu tiba dan mendirikan tenda di lokasi yang sama.
Baca Juga: Istri Fiersa Besari Operasi Impaksi Gigi, Disuruh Gunakan Asuransi Malah Pilih BPSJ, Kok Bisa?
Menurutnya, tindakan mengusir pendaki lain dari lahan yang bukan milik pribadi adalah sesuatu yang tidak bisa dibenarkan.
"Kalau saya baca, masalahnya adalah ada pendaki mandiri yang sudah mendirikan tenda, tapi diusir karena lahannya dianggap milik peserta open trip. Nah itu yang menurut saya enggak etis," ujar Fiersa.
Ia menegaskan bahwa tindakan mengusir orang dari tempat berteduh di gunung berpotensi membahayakan keselamatan.
Gunung adalah tempat dengan cuaca ekstrem, dan setiap pendaki berhak atas tempat berlindung.
"Kalau menurut Misbah, juru ahli tim kami, itu sama saja menghilangkan kesempatan seseorang untuk mendapatkan perlindungan. Apalagi di gunung yang rawan badai, hipotermia, dan hal ekstrem lainnya," tambahnya.
Lebih lanjut, Fiersa mendorong agar pengelola open trip melakukan introspeksi dan memperbaiki sistem komunikasi serta etika dalam bekerja sama dengan porter atau tim lapangan mereka.
Ia juga menyarankan agar pihak-pihak yang terlibat memberikan klarifikasi agar polemik tidak semakin meluas.
“Menurut saya, komunikasi yang perlu dibetulkan. Dan buat open trip yang bermasalah, saya kenal beberapa orang di dalamnya, langkah terbaiknya itu bikin pernyataan sikap. Nggak bisa cuma diam, harus ada perbaikan ke depannya,” katanya.
Polemik ini pertama kali viral setelah akun X (sebelumnya Twitter) bernama @luluvitaaasa_ mengunggah video yang menunjukkan dirinya dan rekannya diminta pindah tenda saat berada di Gunung Rinjani.
Dalam video tersebut, seorang pendaki perempuan mengaku sudah mendirikan tenda, namun diminta berpindah karena lokasi itu diklaim sudah dipesan oleh rombongan open trip.
"Nah tadi tuh kami sudah pasang tenda di sini, katanya sudah dibooking gitu. Kami diusir dari tenda yang sudah jadi di sini. Pindahlah kami cari tempat lain," ucap si pendaki dalam video yang kini telah ditonton jutaan kali.
Unggahan tersebut pun memicu respons luas dari para warganet, terutama komunitas pendaki dan pecinta alam.
Banyak yang mengkritik keras praktik booking lahan camping yang dinilai melanggar semangat kebersamaan dan etika mendaki gunung.
Hingga kini, polemik ini masih menjadi perbincangan hangat, dan diharapkan menjadi pemicu evaluasi menyeluruh terhadap tata kelola pendakian, terutama yang melibatkan jasa open trip komersial.
Berita Terkait
-
Ekspresi Cupu Pandji Pragiwaksono Ketemu Bapak-Bapak di Gunung Kawi Digunjing
-
Viral Pendaki Booking Lahan Camping Gunung Merbabu, Bareng Yura Yunita cs?
-
Pose di Puncak Merbabu, Pesona Tissa Biani Bikin Salfok
-
Istri Fiersa Besari Operasi Impaksi Gigi, Disuruh Gunakan Asuransi Malah Pilih BPSJ, Kok Bisa?
-
Pulang ke Rumah, Fiersa Besari Botaki Kepala Usai Selamat dari Tragedi Puncak Carstensz Pyramid: Sudah Janji...
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
Fakta Menarik Drama Korea Queen Mantis, Kisah Pilu di Balik Pembunuhan
-
Koiyocabe Ungkap TVRI Diduga Terima Rp9,8 Miliar tapi Minta Konten Gratisan, Ini Klatifikasinya
-
Kimberly Ryder Aku Sudah Punya Pacar, Ini Sosoknya
-
Sinopsis Film Tukar Takdir: Nicholas Saputra Jadi Satu-Satunya Korban Selamat Kecelakaan Pesawat
-
Tiara Eve Hadirkan Revolusi Musikal dengan Album 528Hz Dance Mantra
-
Debut Manis Reza Rahadian, Film Pangku Ludes Diserbu Penonton di Busan
-
Daftar 10 Film Favorit Stephen King, Penulis Ternama yang Dijuluki King of Horor
-
Ditanya Laporan Polisi Terhadap DJ Panda, Erika Carlina Pilih Ikhlas
-
Siapa Alaric? Pria yang Disebut Lagi Dekat dengan Ayu Ting Ting
-
5 Alasan Tempest Drama Baru Jun Ji-hyun dan Gang Dong-won Wajib Ditonton