Suara.com - Dengan cetak kursif yang mengesankan dan tanda tangan resmi, dokumen dari otoritas kesehatan Nigeria itu tampak seperti ijazah universitas. Padahal sertifikat itu menyatakan Dennis Akagha telah "sembuh" dari Ebola, salah satu penyakit paling mematikan di dunia.
Namun "Sertifikat Discharge" itu juga sebagai pengingat bagaimana Akagha harus kehilangan tunangannya, rencana pernikahan mereka, anak mereka yang belum lahir dan pekerjaannya hanya dalam beberapa minggu. Semua karena virus Eboloa yang telah melanda Afrika Barat, termasuk Nigeria.
"Ini kesaksian dari seseorang yang berhasil sembuh dari Ebola. Yang saya tahu adalah, aku akan hidup normal," ujar Akagha, yang kini berumur 32 tahun, kepada Reuters di rumahnya yang sederhana di lingkungan Okota, Lagos yang ramai.
Nigeria termasuk salah satu negara yang dilanda Ebola, meski tak seburuk negara tetangganya.
Wabah Ebola yang disebut terburuk sepanjang sejarah telah menewaskan hampir 2.300 orang, sebagian besar di Liberia, Sierra Leone dan Guinea.
Sejauh ini, hanya tujuh dari 19 kasus dikonfirmasi Ebola di Nigeria yang meninggal. Di antara korban meninggal itu tercatat nama Justina Ejelonu, tunangan Akagha yang meninggal pada 14 Agustus di Lagos. Justina tertular Ebola dari laki-laki Liberia-Amerika yang dirawatnya.
Ebola menyebar melalui cairan tubuh penderita. Akagha cenderung diselamatkan meski sempat tersiksa oleh muntah, diare dan pendarahan di tahap akhir penyakit.
Dia sempat dirawat beberapa hari di pusat pengobatan Lagos sebelum dinyatakan bebas Ebola. Ia menyebut kejadian ini sebagai sebuah "keajaiban".
"Jika saya bisa bertahan, orang lain juga bisa hidup. Saya ingin memastikan negara yang memiliki masalah dengan Ebola, saya ingin membiarkan mereka tahu bahwa Ebola bukanlah hukuman mati," ujarnya.
Akagha percaya kasus-kasus seperti itu dapat memberi harapan dengan menunjukkan kematian tidak terelakkan bagi mereka yang jatuh sakit. Ketakutan telah menyebabkan banyak pasien Ebola di Afrika Barat untuk menyembunyikan dan menghindari pengobatan sehingga justru menyebabkan penyebaran virus Ebola meluas.
Ia menekankan pentingnya masyarakat diberi tahu tentang Ebola. "Saya merasa bahkan wanita pasar harus tahu apa Ebola itu," katanya. (Reuters)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia