Suara.com - Dr. Jetty H. Sedyawan, SpJP, K, FIHA mengatakan bahwa perempuan umumnya mengalami serangan jantung 10 tahun lebih lambat dibandingkan laki-laki.
"Ini karena pengaruh hormon estrogen. Estrogen juga membuat profil lipid atau lemak kita bagus, HDL tinggi, LDL rendah," ujar Lektor Kardiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini di Jakarta, Rabu (8/10/2014).
Kondisi ini, tambah Jetty, terjadi sebelum perempuan memasuki masa menopause. Setelah perempuan memasuki masa menopause -- kondisi di mana salah satunya ditandai dengan tubuh tidak lagi memproduksi hormon estrogen -- maka risiko perempuan terkena serangan jantung sama besarnya dengan laki-laki.
"Setelah menopause, kita (perempuan) selemah laki-laki. Sebelum menopause pembuluh darah kita kuat karena ada hormon estrogen. Di samping itu, setelah menopause, profil lipid kita juga akan buruk," imbuhnya.
Meski demikian, saat ini, kata Jetty, banyak ditemukan perempuan yang belum memasuki masa menopause, tetapi mengalami serangan jantung.
Ini dikarenakan gaya hidup perempuan yang tidak sehat seperti merokok, mengonsumsi makanan berlemak jenuh tinggi, kurang berolahraga dan stres.
"Selain itu ada faktor lain yakni riwayat keluarga yang mengalami penyakit jantung," jelasnya.
Nah, untuk mencegah risiko tersebut, Jetty menyarankan pada perempuan dan laki-laki untuk melakukan pola gaya hidup sehat.
Salah satu yang paling sederhana ialah bergerak selama tiga puluh menit.
"Bergerak, mau nyapu silakan nyapu, mau cuci mobil. Enggak usah olah raga terstruktur. Semua itu boleh dilakukan asal dilakukan selama tiga puluh menit tanpa berhenti," sarannya.
Dia menambahkan, umumnya gejala serangan jantung meliputi sakit di dada, sulit bernafas, lengan merasa tidak nyaman, berkeringat dingin dan leher seperti tercekik.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
Terkini
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental