Suara.com - Kabar gembira bagi para penderita kanker usus. Selama ini operasi atau pembedahan dinilai sebagai jalan terbaik untuk menyembuhkan penyakit ini. Namun seringkali operasi konvensional meninggalkan bekas sayatan yang besar hingga menimbulkan sakit berkepanjangan yang mempengaruhi kualitas hidupnya penderitanya.
Tetapi kini, ada operasi modern yang dapat meminimalisir sayatan dan mengurasi rasa sakit pascaoperasi yakni "Keyhole Surgery NOSE" . Dr Teoh Tiong Ann, ahli bedah dari Mount Elizabeth Medical Centre mengatakan sistem baru ini bisa meningkatkan kualitas hidup pasien pascaberlangsungnya operasi.
"Biasanya dalam operasi konvensional, proses operasi dilakukan dengan memotong bagian perut sebesar 20centimeter. Namun melalui bedah NOSE ini sayatan dibawah 4 cm dan luka kecil pasca operasi hampir tidak terlihat," ujar Dr Teoh Tiong Ann di sela diskusi bertajuk "Keyhole Surgery pada Penderita Kanker Usus" di Jakarta, Jumat, 28/11/2014.
Namun pembedahan ini, lanjut Dr Ann hanya bisa dilakukan pada pasien yang memiliki tumor tak terlalu besar dan letaknya tak terlalu jauh dari bagian anus. Menurutnya, operasi ini memungkinkan tumor dibuang melalui anus atau vagina.
Ann menambahkan, pasien yang menjalani operasi dengan metode terbaru ini hanya butuh waktu satu hingga dua hari penanganan pascaoperasi. Ini jauh lebih singkat dibanding operasi biasa yang bisa berminggu-minggu.
"Memang lebih mahal dibanding operasi biasa tapi waktu pemulihannya lebih cepat. Ini juga bisa memangkas biaya yang harus dikeluarkan. Sebenarnya perhitungannya tak jauh beda," lanjutnya.
Badan kesehatan dunia, WHO mencatat setiap tahun tak kurang dari 940 ribu kasus kanker usus besar atau kolorektal di seluruh dunia. Di Jakarta, data Jakarta Cancer mencatat pada tahun 2005-2007 kanker usus besar menempati urutan keempat yang terbanyak diderita warga Jakarta setelah kanker serviks, kanker payudara, dan kanker paru-paru.
Berita Terkait
-
Kanker Usus! Dokter Ungkap Biang Keladinya Sering Kita Konsumsi
-
Waspada! Kanker Usus Kini Ancam Anak Muda, Bukan Lagi Penyakit Lansia
-
Bukan Lagi Penyakit Orang Tua: Ketika Kanker Kolorektal Menyasar Generasi Milenial dan Gen Z
-
Mengenal Kolonoskopi: Langkah Awal yang Menyelamatkan Nyawa dari Kanker Usus Besar
-
3 Metode Skrining untuk Deteksi Kanker Usus Besar
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Jadi Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia, John Herdman Punya Kesamaan Taktik dengan STY
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
Terkini
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci