Suara.com - Sebagian anak kerap mengalami demam tinggi usai diberi vaksin. Tak sedikit orang tua yang kemudian ragu hingga akhirnya tidak memberikan imunisasi, karena khawatir sang anak akan mendapatkan demam tinggi yang membuatnya rewel sepanjang hari.
Menanggapi fenomena tersebut, ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. DR. dr. Sri Rezeki Hadinegoro mengatakan bahwa gejala demam usai imunisasi merupakan reaksi normal yang wajar dialami anak-anak tersebut.
"Takut demam itu adalah sebab kenapa banyak ibu yang tidak memberikan imunisasi kepada anak. Padahal dampaknya kalau tidak divaksin anak bisa rentan terkena berbagai penyakit yang membutuhkan biaya perawatan tinggi. Bahkan bisa menyebabkan kecacatan hingga kematian," jelasnya dalam seminar media memperingati 'Pekan Imunisasi Dunia' yang dihelat IDAI di Jakarta, Kamis (23/4/2015).
Suhu badan yang meningkat usai diberi vaksin, menurut rof. Sri Rezei, terjadi karena tubuh bereaksi dengan antigen. Ia pun menjelaskan bahwa ada dua jenis vaksin, yakni vaksin hidup dan vaksin mati.
"Kalau vaksin hidup perilakunya sama seperti penyakitnya. Misalnya, vaksin DPT untuk campak akan menimbulkan gejala seperti demam layaknya sakit campak. Tapi ini sementara saja. Sedangkan vaksin mati, pelarutnya yang bikin demam, karena toksinnya tidak ada," imbuhnya.
Namun jika anak mengalami demam usai diberi vaksin, Prof Sri menyarankan orang tua agar tidak panik dan selalu menyiapkan obat pereda panas. Jika dalam tiga hari demamnya tidak juga turun, maka orang tua harus membawa anaknya ke rumah sakit agar dilakukan pemeriksaan yang lebih intensif.
"Kondisi anak harus terus dipantau. Kalau demam tidak juga turun setelah tiga hari, dokter harus mencatat hasil pantauannya dan memberi penanganan lebih lanjut," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat