Suara.com - Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menegaskan upaya penanganan kesehatan bagi masyarakat akibat asap sudah dilakukan maksimal.
"Kami sudah memberikan bantuan obat, masker, oksigen yang diminta, sudah kami kirim. 27,595 ton sudah kami kirim," kata Nila di Kantor Presiden usai rapat terkait penanganan asap di Kantor Presiden Jakarta, Rabu (7/10/2015).
Menkes mengatakan pemerintah menilai yang harus segera dilakukan adalah upaya untuk memadamkan api sehingga bisa mengurangi asap yang membuat masyarakat terganggu kesehatannya.
Menurut Nila, masalah yang dihadapi dalam penanganan kesehatan adalah kondisi kualitas udara yang belum beranjak normal.
"Asapnya nggak berhenti. Hari ini misalnya anda yang ISPA, kemudian besok saya yang ISPA, besok lagi anda. Jadi mungkin anda pulang sudah baik, saya yang besok (terkena). Jadi komulatifnya akan tinggi. Belum anak-anak, pagi ini ISPU-nya bagus, kemudian sore naik. Betul kalau ISPU 300 itu jelek. Jadi kalau ISPU lagi tinggi, sebaiknya kita di dalam rumah, kalau kita keluar ya kita akan kena. Apalagi kalau orang-orang yang berisiko tinggi, misalnya saya sudah kena penyakit paru-paru, kemudian saya keluar dan udaranya begitu ya jadinya sesak dan bisa meninggal," paparnya.
Terkait masukan penggunaan masker jenis N95, Nila mengatakan masker jenis tersebut menurut para dokter ahli paru-paru efektif untuk menghadapi kasus tertentu namun tidak untuk asap.
"Kami sudah kirim. Cuma itu masker ada perbedaan antara masker biasa dan masker ini. Masker N95 itu pori-porinya kecil sekali, sedangkan polutannya yang terjadi saat ini itu agak besar. Jadi kalau itu menempel (di masker-red), jadinya malah menutup pori-pori masker, malah pernapasannya menjadi lebih sulit. Itu yang diterangkan tadi oleh dokter ahli paru. Tadi kami memanggil dokter ahli paru untuk menjelaskan itu. Jadi sebenarnya masker yang biasa itu bisa, karena masker itu masih masuk udara, jadi kita masih bisa bernapas. Tapi partikel yang besar-besar itu tertahan di masker," kata Nila.
Ditambahkannya,"Itu untuk bencana sebenarnya. Jadi untuk kesehatan pakai masker itu (biasa-red). (N95-red) itu untuk virus yang kecil, nah itu lebih menahan. Pori-porinya 0,6. Jadi itu tergantung partikelnya. Karena dia kan untuk menahan partikel. kalau mau pakai N95 silakan, tapi hati-hati." Kepada warga, Menkes meminta untuk mencegah gangguan lebih jauh pada kesehatan akibat asap, maka ia meminta masyarakat untuk tetap di dalam rumah.
"Betul bahaya, saya tahu, di atas 300 itu bahaya. Tapi bagaimana pencegahan, jadi tinggallah di rumah agar tidak terlalu terkontaminasi," kata Nila. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
-
Pidato Perpisahan Sri Mulyani: Hormati Ruang Privacy Kami!
Terkini
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien