Suara.com - Edukasi mengenai pentingnya Air Susu Ibu (ASI) bagi bayi dinilai masih kurang dan kalah dengan gencarnya iklan dari susu formula.
"Di Indonesia, edukasi mengenai pentingnya ASI masih kurang. Masih kalah dengan iklan susu formula. Tak hanya iklan mereka juga membujuk tenaga kesehatan," ujar Praktisi ASI, FB Monika, dalam seminar keorangtuaan yang diselenggarakan SMA Terpadu Krida Nusantara di Jakarta, Sabtu.
Perusahaan susu formula, sambung dia, menjadikan Indonesia sebagai pasar yang penuh potensi. Setiap tahunnya, terdapat empat juta kelahiran.
Padahal kebutuhan bayi baru lahir hingga berusia enam bulan dapat tercukupi dengan ASI. Setelah itu dilanjutkan dengan ASI yang disertai dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI).
Sayangnya, sebagian besar orang tua di Tanah Air masih berpikiran susu formula yang paling utama.
"Itu merupakan salah kaprah yang terjadi di masyarakat. Ada tukang becak yang penghasilannya Rp500.000 sebulan, tapi Rp400.000 habis untuk susu. Padahal, kalau dia mendorong istrinya untuk memberikan ASI, tak perlu mengeluarkan uang yang sedemikian besarnya setiap bulannya." Masih kurangnya edukasi mengenai ASI di Tanah Air, juga disebabkan kurangnya pengetahuan tenaga kesehatan akan manfaat menyusui.
Monika menyebut kurikulum di fakultas kedokteran belum membahas permasalahan laktasi secara utuh. Jadi perlu adanya pendidikan khusus mengenai laktasi.
"Sangat disayangkan, banyak tenaga kesehatan yang terbujuk dengan rayuan perusahaan susu formula, untuk memberikan susu formula pada bayi pasiennya," cetus dia.
Meski demikian, ada beberapa kasus tertentu yang mengharuskan anak harus mengonsumsi susu formula sebagai pengganti ASI misalnya anak mengalami malnutrisi.
Salah satu upaya yang diperlukan adalah edukasi mengenai pentingnya ASI melalui komunitas-komunitas peduli ASI.
Bahkan di sejumlah negara maju, edukasi mengenai pentingnya ASI sudah diberikan sejak sebelum menikah. Hingga saat ini, angka ibu menyusui di Tanah Air belum mencapai target dari WHO yang menargetkan 50 persen pemberian ASI ekslusif pada bayi. Jumlah angka menyusui di Tanah Air baru 41 persen. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
ASI Itu Bodyguard, Vaksin Itu Sniper: Kenapa Bayi Butuh Dua-duanya, Bukan Cuma Salah Satunya!
-
CEK FAKTA: Benarkah ASI Bisa Menggantikan Imunisasi Campak dan Polio?
-
Tekanan Sosial hingga Luka Menyusui: Tantangan di Balik Rendahnya Angka ASI Eksklusif
-
Momen Mpok Alpa Tetap Berikan ASI Eksklusif untuk Anak Meski Idap Kanker
-
Jangan Cuma Kejar Kuantitas, Nutrisi Ibu Juga Penting untuk Kualitas ASI Bagi Bayi
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025