Suara.com - Jumlah penderita kanker serviks di Indonesia menempati urutan tertinggi setelah kanker payudara. Sebenarnya risiko terjadinya kanker serviks atau leher rahim bisa ditekan jika perempuan rutin melakukan deteksi dini melalui Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) atau pap smear.
Anda juga perlu mengetahui bahwa IVA dan pap smear tak hanya bermanfaat sebagai deteksi dini, tapi ternyata bisa sekaligus menghambat pertumbuhan sel kanker jika terdeteksi saat kondisi prakanker.
"Pada prinsipnya, hingga terjadinya kanker mulut rahim butuh proses yang panjang, bahkan sampai 13 tahun. Jadi kalau rutin melakukan IVA dan pap smear setiap tahun bisa sekaligus mencegah terjadinya kanker rahim," ujar Ketua Komite Penanggulangan Kanker Nasional, Prof DR. dr. Soehartati Gondhowiardjo, SpRad(K)Onk, usai Seminar Hari Kanker Sedunia di RS Dharmais, Jakarta, Kamis (4/2/2016).
Lebih lanjut, ia menjelaskan, jika seorang perempuan terdeteksi memiliki sel yang bersifat kanker, maka bisa dilakukan krioterapi sehingga bisa menekan pertumbuhan sel kanker.
"Jadi kalau saat tahap prakanker sudah terdeteksi, dokter bisa memberikan tindakan krioterapi atau penggunaan suhu ekstrim yang sangat dingin untuk memusnahkan jaringan yang bersifat kanker tersebut," imbuhnya.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengimbau agar kaum perempuan lebih memperhatikan kesehatan organ reproduksinya untuk mencegah terjadinya kanker serviks.
"Kalau menemukan darah atau lendir tidak normal segera periksakan, bisa dengan IVA dan pap smear secara rutin. Kalau terdeteksi secara dini kita bisa menghemat biaya dan mencegah terjadinya kematian," sambungnya.
Berita Terkait
-
Ayah Spill Foto Terbaru Vidi Aldiano: Semua Kan Berujung Terang
-
Bukan Direncanakan, Ide Mulia Nirina Zubir Donasi Rambut Berawal dari 'Bisikan' Teman
-
Pangkas Rambut Usai 7 Tahun Dirawat, Nirina Zubir Bangga Mahkotanya jadi Wig buat Pejuang Kanker
-
Iva Deivanna: Dari Lomba 17-an Hingga Diundang Brownis! Ini Kisah Viralnya
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
Terkini
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital