Suara.com - Dinas Kesehatan Provinsi Bali pada Januari 2016 mencatat empat pasien meninggal dunia akibat terserang demam berdarah dengue setelah menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di kabupaten/kota di daerah itu.
"Kasus meninggal akibat DBD ini pada umumnya terjadi karena terlambat mendapatkan penanganan di fasilitas kesehatan, baik itu klinik atau puskesmas maupun rumah sakit," kata Kepala Bidang P2PL Dinkes Bali, dr Gede Wira Sunetra, di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan, empat kasus kematian akibat DBD itu, terhitung dari 910 kasus penyakit yang tersebar di sembilan kabupaten/kota di Bali.
Kasus DBD tertinggi terjadi di Kabupaten Buleleng sebanyak 262 kasus, Gianyar (245), Tabanan (104), Karangasem (95), Badung (92), Jembrana (56), Bangli (23), Denpasar (19) dan Klungkung (14).
Sedangkan, empat kasus kematian akibat DBD, masing-masing terjadi di Kabupaten Buleleng, Gianyar, Jembrana dan Denpasar.
"Dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama kasus DBD di Tahun 2016 mengalami penurunan," ujarnya.
Untuk kasus DBD pada Januari 2015 tercatat sebanyak 1.001 kasus. Oleh sebab itu, kasus DBD di Bali belum dapat dikatakan Kasus Luar Biasa (KLB).
"KLB terjadi apabila jumlah kasusnya meningkat dua kali lipat pada bulan yang sama di tahun sebelumnya," ujarnya.
Upaya pencegahan penyakit itu, kata dia, perlu adanya peran serta seluruh elemen masyarakat untuk melakukan pembrantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungannya masing-masing.
Selain PSN, penting juga hindari gigitan dengan menggunakan lotion anti nyamuk serta menanam lavender atau tamanam pengusir nyamuk lainnya seperti lidah buaya.
"Juga bisa memasang kelambu agar nyamuk tidak bisa masuk ke ruangan," katanya.
Ia menambahkan, pihaknya sudah menurunkan petugas juru pemantau jentik (Jumantik) ke masing-masing rumah untuk rutin melaporkan apabila ada jentik nyamuk agar angka bebas jentik (ABJ) dapat diketahui.
"Standarnya, ABJ harus diatas 95 persen baru bisa menekan dan mengendalikan atau menurunkan angka DBD secara bermakna," ujarnya. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!