Suara.com - Kebijakan pemerintah menaikkan iuran BPJS Kesehatan per 1 April hari ini untuk peserta mandiri Kelas I dan II, menuai kritik. Pemerintah diminta terlebih dahulu membenahi sejumlah masalah dalam penyelenggaraan jaminan kesehatan ini sebelum menaikkan iuran.
Mereka menganggap bahwa kenaikan dinilai tak berbanding lurus dengan pelayanan di rumah sakit yang selama ini kerap mengecewakan. Salah satunya menumpuknya antrean pasien BPJS saat berobat.
Menanggapi hal ini, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengatakan bahwa antrean panjang saat berobat terjadi karena antusiasme masyarakat Indonesia untuk mendapatkan pelayanan kesehatan setelah bergabung dengan asuransi kesehatan yang berbasis gotong royong ini.
"Selama dua tahun program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) berjalan, peserta yang dapat mengakses fasilitas kesehatan mencapai 164 juta jiwa. Bayangkan yang tadinya tidak pernah mendapatkan layanan kesehatan karena terbentur uang, sekarang bisa memiliki kesempatan berobat," ujar Menkes Nila usai membuka Rakernas, di Jakarta, Kamis (31/3/2016).
Lebih lanjut Menkes meminta masyarakat bersabar, dan menegsakan pihaknya perlu waktu untuk membereskan manajemen fasilitas kesehatan agar dapat memberikan pelayanan terbaik bagi peserta BPJS.
"Kami tentu tidak bisa membalik itu semua dalam satu malam," imbuhnya.
Menkes juga mengimbau masyarakat untuk mengutamakan upaya pencegahan penyakit dan deteksi dini daripada mengobati. Hal ini juga menurutnya bisa dilakukan di puskesmas setempat sehingga pasien tak perlu menumpuk di Rumah Sakit Rujukan.
"Misalnya kalau hipertensi kita bisa mengukurnya di puskesmas untuk mencegah timbulnya penyakit jantung. Sedangkan yang sudah benar-benar sakit jantung baru bisa dirujuk ke RS Pusat Nasional Jantung. Begitu juga kalau cuma sakit gigi nggak perlu lah ke RSCM. Saya rasa Puskesmas juga bisa menangani," tutupnya.
Berita Terkait
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
BPJS Kesehatan Boyong Golden Trophy 2025, GRC Jadi Kunci Layanan
-
Mengatasi Skrining BPJS Kesehatan Error dan Pengajuan Bantuan CS Resmi
-
Wajib Skrining BPJS Kesehatan Mulai September 2025, Ini Tujuan dan Caranya
-
Ciptakan Inovasi Digital JKN, BPJS Kesehatan Peroleh Penghargaan Bergengsi
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Prabowo Disebut Reshuffle Kabinet Sore Ini! Ganti 4 Menteri, Menhan Rangkap Menkopolhukam
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien