Suara.com - PERPPU No. 1 tahun 2016 yang lebih dikenal dengan PERPPU Kebiri sudah ditandatangani Presiden Joko Widodo pada Mei lalu. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) secara tegas menolak sebagai eksekutor pemberian hukuman kebiri kimia, karena tak sesuai dengan sumpah dan kode etik dokter.
Selain itu, perwakilan Perhimpunan Dokter Spesialis Andrologi Indonesia (Persandi), Prof. Dr. dr. Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS., mengatakan bahwa pemberian hukuman kebiri kimia akan memunculkan berbagai efek samping pada penerimanya, antara lain risiko osteoporosis, anemia, melemahnya otot, gangguan fungsi kognitif, meningkatkan kadar lemak dalam tubuh yang memicu risiko mengidap penyakit jantung hingga stroke.
"Apa ini yang kita inginkan? Penerima suntik kebiri akan cepat tua, kualitas hidup menurun, dan cepat mati. Padahal tujuannya kan membuat pelaku kejahatan seksual menjadi jera dan tidak mengulangi perbuatannya lagi," ujar Prof. Wimpie pada temu media di kantor PB IDI, Jakarta, Kamis (9/6/2016).
Sebagai dokter spesialis andrologi, ia pun mengatakan bahwa pemberian suntikan anti testosteron atau kebiri kimia hanya menurunkan gairah seksual sementara waktu, sehingga ketika pemberian anti testosteron tersebut dihentikan, pelaku memiliki hasrat seksual yang sama seperti sebelumnya.
"Kalau diberikan sekali, dua kali dalam suntikan atau tablet maka yang terjadi gairah seksual menurun. Kalau masa hukuman habis dan suntikan anti tetosteron dihentikan ya gairah seksual yang menyimpang bisa kembali lagi," imbuhnya.
Prof Wimpie tak memungkiri bahwa pemberian hukuman serupa juga dilaksanakan di beberapa negara lain termasuk Amerika, namun hanya sebagai pilihan hukuman. Namun hingga kini belum ada laporan yang membuktikan bahwa hukuman kebiri kimia memberi efek jera yang lebih hebat.
"Di Amerika pun masih ada pro-kontra. Seberapa banyak diterapkan juga kita nggak pernah tahu," tambahnya.
Sebagai solusi, ia berharap agar hukuman pelaku diperberat sesuai dengan besarnya kejahatan seksual yang dilakukannya.
"Kami mendorong pemerintah melakukan hukuman seberat mungkin kepada perilaku kejahatan seksual, kecuali kebiri kimia yang lebih banyak efek samping ketimbang memberi efek jera," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Anggota DPR Desak Hukuman Kebiri untuk 12 Pemerkosa Gadis Cianjur
-
Polemik Mutasi Dokter, Adian PDIP Sebut Ada Beda Tafsir Antara Kemenkes dan IDAI Soal Kolegium
-
IDAI Bongkar Alasan Kemenkes Mutasi Dokter Anak ASN, 'Premanisme Kekuasaan'?
-
PB IDI Angkat Bicara Terkait Pemindahan dan Pemecatan Sejumlah Dokter di RS Vertikal
-
IDI Geram! Oknum Residen Anestesi Bandung Bakal Dipecat, Ini Penyebabnya!
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!