Batu ginjal cukup banyak dialami masyarakat Indonesia. Hampir 75 persen kasus urologi disebabkan oleh masalah ini. Beberapa gejala batu ginjal sendiri antara lain nyeri pinggang, urin berwarna keruh, hingga nyeri saat berkemih.
Kini, pasien dengan masalah batu ginjal tak perlu tindakan pembedahan untuk mengatasinya. Ada metode terkini yang dapat menentukan besaran batu ginjal dan menghancurkannya tanpa metode pembedahan. Metode tersebut adalah ESWL atau extracorporeal shock wave lithotripsy.
Disampaikan dokter spesialis urologi Siloam Hospital Kebon Jeruk, Johanus W. Soelistyo, ESWL merupakan tindakan tanpa pembedahan yang menggunakan gelombang suara kejut untuk menghancurkan batu ginjal sehingga dapat dikeluarkan melalui saluran kencing.
"Mesin ini kelebihannya ada USG sehingga kita bisa melihat besarnya batu ginjal, lalu gelombang diarahkan untuk menghancurkan batu ginjal lebih optimal," ujar dokter yang akrab disapa Yongki ini di Jakarta, Jumat (22/7/2016).
Sebelum melakukan tindakan ini pasien disarankan untuk puasa makan agar perut tidak kembung sehingga USG bisa melihat lebih jelas letak batu ginjal tersebut untuk kemudian dihancurkan dengan alat ESWL. Setelah tindakan batu ginjal selesai dihancurkan, pasien, kata dia, akan mengalami kencing berdarah selama satu hingga dua hari akibat pengeluaran batu ginjal yang telah hancur melalui urin.
"Tindakan ini tidak sakit kok. Hanya seperti dikejutkan sedikit saat gelombang menembak bagian batu untuk dihancurkan," tambah dr Yongki.
Meski demikian ada beberapa kondisi yang tidak dimungkinkan untuk dilakukan tindakan ini, seperti gagal ginjal dan jika batu ginjal ditemukan sudah terlalu besar atau terlalu keras.
"Kalau gagal ginjal berarti fungsi ginjalnya sudah jelek. Pada gilirannya nanti ginjal nggak bisa mendorong batu yang dihancurkan untuk keluar melalui urin," tambahnya.
Sedangkan pada batu ginjal akibat pengerasan kalsium yang cenderung sangat keras, juga disarankan untuk melakukan metode operasi karena akan sulit hancur jika dipaksakan menggunakan metode ESWL ini.
"Batu yang keras seperti tanduk rusa memang nggak mungkin ditembak. Berkali-kali pun ditembak saking kerasnya, terutama jenis batu kalsium, tidak akan hancur," lanjutnya lagi.
Di Siloam Hospital Kebon Jeruk, paket tindakan ESWL dibanderol Rp.8,5 juta, sudah termasuk jasa dokter, kamar one day care, obat, dan alat kesehatan selama tindakan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
-
Silsilah Bodong Pemain Naturalisasi Malaysia Dibongkar FIFA! Ini Daftar Lengkapnya
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
Terkini
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030