Suara.com - Ahli gizi dari Rumah Sakit PMI Bogor, Jawa Barat, dr. Niken Churniadita K mengingatkan orang tua untuk mewaspadai obesitas pada anak dengan memerhatikan asupan makanan dan gaya hidupnya sejak usia dini.
"Mengenalkan pola makan sehat sejak dini menentukan gaya hidup anak di masa depannya," kata Niken saat ditemui di Bogor, Senin (25/7/2016).
Ia menambahkan, kasus obesitas yang dialami Arya Permana (10) harus menjadi pelajaran berharga bagi orang tua untuk memerhatikan pola makan dan gaya hidup anak-anaknya sejak dini.
"Kadang kita lengah, anak obesitas dinilai lucu, menggemaskan. Padahal, ini cikal bakal timbulnya penyakit metabolik," katanya.
Menurut Niken, obesitas baik pada anak maupun orang dewasa cukup berbahaya, karena memicu penyakit metabolik yakni memengaruhi metabolisme tubuh seperti kelebihan karbon, memicu diabetes, kelebihan lemak dalam tubuh menyebabkan jantung, tekanan darah tinggi dan stroke.
"Semua jenis penyakit ini dapat menyebabkan kematian," katanya.
Ia mengatakan, salah satu penyebab obesitas adalah pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat. Saat ini, masyarakat begitu mudah mendapatkan makanan cepat saji, dengan meningkatnya sosial ekonomi, pengaruh iklan makanan mendorong minat untuk mendapatkan makanan yang diinginkan.
Aksesibilitas mendapatkan makanan dengan menjamurnya restoran cepat saji, penjual ayam goreng standar kaki lima yang kini digemari masyarakat kelas menengah ke bawah. Padahal, lanjut dia, belum tentu semua jenis makanan yang tersaji di restoran cepat saji maupun tempat kuliner baik untuk kesehatan.
"Contohnya makanan cepat saji itu, terbuat dari bahan-bahan olahan seperti tepung, porsinya dibuat besar, takaran protein, karbo maupun kalorinya melebihi batas yang diperbolehkan, semua berpotensi menimbulkan lemak," katanya.
Dengan gaya hidup saat ini, banyak anak muda nongkrong di kafe atau restoran cepat saji, menghabiskan waktu duduk berjam-jam sambil mengkonsumsi minuman bersoda atau kafein adalah pola hidup yang tidak sehat.
"Kalau sudah ditambah dengan merokok dan mengkonsumsi alkohol, gaya hidup seperti ini semakin tambah parah," katanya.
Gaya hidup sehat didukung dengan aktif bergerak atau berolahraga. Bagi pekerja kantoran, aktivitas olahraga kerap terlupakan karena minimnya waktu luang yang tersedia.
"Selama bekerja kebanyakan duduk, tidak aktif bergerak, maka asupan makanan yang kita konsumsi tadi tidak terolah dengan baik maka akan menjadi lemak," katanya.
Mencegah obesitas, lanjutnya, sangat mudah, diperlukan komitmen dan kemauan yang kuat untuk menjalankan pola hidup yang sehat dengan makan gizi seimbang.
"Olah raga teratur tidak harus ngegym. Dengan meluangkan waktu bergerak entah itu naik turun tangga atau berjalan kaki selama 30 menit tanpa jeda itu sama dengan olah raga. Asal tidak ada jeda, bekelanjutan selama 30 menit setiap hari," katanya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Waspada! Obesitas Dewasa RI Melonjak, Kenali Bahaya Lemak Perut yang Mengintai Nyawa
-
Alarm Kesehatan Nasional: 20 Juta Warga RI Hidup dengan Diabetes, Jakarta Bergerak Melawan!
-
Tiru Negara ASEAN, Kemenkeu Bidik Tarif Cukai Minuman Manis Rp1.700/Liter
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Turun Berat Badan Tanpa Drama, Klinik Obesitas Digital Ini Siap Dampingi Perjalanan Dietmu
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek