Suara.com - Bagi penggemar olahraga, perubahan suasana hati, baik senang, sedih atau marah, tidak akan menyurutkan niat untuk berlatih. Dan biasanya, setelah berolahraga, Anda akan merasa lebih baik, karena kadar hormon kenyamanan yang bernama endorfin akan naik.
Tapi, menurut studi yang dimuat dalam jurnal Circulation, ada risiko negatif jika Anda berolahraga dalam kondisi marah.
Para peneliti mengevaluasi kegiatan dan suasana hati lebih dari 12 ribu orang dari 52 negara, 24 jam sebelum mereka mendapat serangan jantung. Orang-orang ini adalah orang yang sebelumnya telah didiagnosa mengalami masalah kardiovaskular.
Penemuan mengungkapkan, ternyata kemungkinan mengalami serangan jantung, tiga kali lebih besar bagi mereka yang merasa marah 60 menit sebelum berolahraga.
"Ini adalah apa yang kita sebut paradoks olahraga," kata Dermot Phelan, M.D., Direktur Sports Cardiology Center Cleveland Clinic seperti dilansir Meet Doctor.
Selama latihan, lanjut dia, risiko Anda mendapat serangan jantung meningkat jika ada kondisi yang mendasarinya. Kondisi yang dimaksud adalah diabetes, tekanan darah dan kolesterol tinggi. "Rasa marah akan meningkatkan tekanan darah Anda," imbuhnya.
Jadi, jika Anda sudah memiliki masalah jantung, berolahraga teratur adalah hal yang penting untuk dilakukan karena olelahraga dapat meningkatkan kesehatan jantung Anda. Tapi, olahraga juga meningkatkan risiko serangan jantung di waktu-waktu Anda sedang menggerakkan tubuh di gym.
Perlu diingat, studi ini bicara tentang orang-orang yang cenderung mendapat serangan jantung, bukan tentang semua orang yang berolahraga sambil marah. Jika Anda tidak memiliki faktor risiko, besar kemungkinan Anda tidak perlu khawatir untuk tetap berolahraga meski dalam keadaaan hati yang panas.
Plus, rata-rata relawan dalam studi ini berusia 58 tahun dan lebih dari 75 persennya adalah pria. Tidak diketahui apakah risiko yang sama juga berlaku untuk orang-orang muda dan perempuan.
Berolahraga telah terbukti dapat mengurangi stres. Bahkan dapat digunakan dalam pengobatan depresi klinis, demikian menurut banyak penelitian selama beberapa dekade terakhir ini.
Namun, meredakan kemarahan sebelum memulai sesi latihan, adalah yang terbaik.
Jika Anda tetap memilih untuk berolahraga sambil marah, Phelan menyarankan agar Anda memertimbangkan faktor-faktor risiko yang mungkin Anda miliki seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, atau riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular.
"Intinya, Jika Anda berusia muda dan kondisi Anda bugar serta tidak memiliki faktor risiko, studi ini tidak melarang Anda berolahraga walau sambil marah," kata Phelan lagi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!