Suara.com - Infeksi pneumonia yang menyerang sistem pernapasan tak hanya dapat diderita oleh orang dewasa, tapi juga pada bayi.
Pneumonia pada bayi bahkan jauh lebih mematikan dibandingkan jika terjadi pada orang dewasa.
"Kenapa bayi lebih berisiko, karena meski bayi sudah punya antibodi dari ibu melalui ASI, dalam beberapa waktu itu akan hilang. Nah, pada saat itulah bayi bisa tertular penyakit, lagi pula sistem kekebalan bayi juga masih prematur sehingga rentan terserang bakteri atau virus penyebab pneumonia," ujar dr. Cissy B. Kartasasmita, Sp.A dari Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung pada diskusi Ngobras 'Peringatan Hari Pneumonia Sedunia' di Jakarta, Kamis (17/11/2016).
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa setiap 1 menit, 3 bayi di dunia meninggal akibat pneumonia. Di RS Hasa Sadikin, tambah Cissy, ada sekitar 400-500 kasus pneumonia pada bayi setiap tahunnya.
Pneumonia bisa menyebabkan kematian jika bakteri atau virus menyerang sepertiga bahkan seluruh paru-paru sehingga membuat anak tidak bisa bernapas dengan baik. Keparahan ini bisa dipicu jika anak mengalami malnutrisi setelah lahir.
"Bisa juga karena anak sudah kena TBC sebelumnya. Sehingga ketika ada infeksi pneumonia penyakit bisa lebih parah dan memicu kematian " tambah dia.
Cara yang bisa dilakukan orangtua untuk mendeteksi gejala pneumonia pada anak adalah dengan menghitung napas anak saat mengalami batuk.
Ia pun menjabarkan batasan napas anak yang tergolong mengalami pneumonia yakni jika balita berusia dibawah 2 bulan bernapas lebih dari 60 kali dalam semenit, atau bayi berusia 2 bulan-1 tahun bernapas lebih dari 50 kali semenit, atau jika balita berusia 1-5 tahun bernapas di atas 40 kali dalam semenit.
"Kalau di atas itu harus cepat-cepat ditangani. Paru-paru anak butuh terapi oksigen. Hitung saat tidur tenang, minimal tiga kali untuk memastikan dia memang mengalami gangguan saat bernapas," pungkas Cissy.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan