Suara.com - Mandi secara teratur dapat menghilangkan bau badan dan mencegah penularan penyakit melalui bakteri. Tapi pada sebagian orang, mandi secara teratur tetap tak ampuh menghilangkan bau badan yang menyerupai ikan busuk, bau kaki atau aroma kubis rebus.
Nah, jika mengalami kondisi ini, maka bisa jadi Anda sedang mengalami penyakit tak biasa yang dapat membahayakan kesehatan secara keseluruhan. Berikut adalah tiga penyakit yang ditandai dengan bau badan tak sedap seperti dilansir dari laman Prevention.
1. Trimethylaminuria
Orang dengan penyakit ini kerap memiliki bau badan yang menyerupai ikan busuk. Pasalnya, tubuh mereka tidak bisa memecah senyawa trimetilamina dari konsumsi telur, hati atau ikan di dalam usus sehingga tertinggal bau tak sedap pada keringatnya.
Terhambatnya pemecahan senyawa trimetilamina ini disebabkan konsumsi makanan penyerta, seperti brokoli dan kecambah. Untuk itu sebaiknya hindari konsumsi kelompok makanan diatas secara bersamaan jika tak ingin memiliki bau badan tak sedap.
2. Isovaleric asidemia
Penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan otak signfikan bahkan kematian, terutama pada anak-anak. Kondisi ini disebabkan mutasi genetik, menyebabkan kekurangan enzim isovaleric yang membantu memecah asam amino leusin.
Sehingga tanpa enzim tersebut leusin hanya dipecah sebagian dan menimbulkan bau tak sedap pada keringat, menyerupai bau kaki. Tidak ada obat untuk kondisi ini, tetapi menghindari makanan yang kaya leusin, seperti keju dan susu bisa membantu mengurangi bau badan tak sedap.
3. Hypermethioninemia
Baca Juga: Konsumsi Buah Alpukat Cukup Setengahnya Saja
Kondisi ini terjadi ketika ada terlalu banyak asam amino metionin dalam tubuh. Ini adalah asam amino langka yang mengandung belerang dan ketika metionin tidak dimetabolisme dengan benar, dapat mengakibatkan bau badan tak sedap menyerupai kubisan rebus. Hal ini dapat terjadi karena Anda makan terlalu banyak metionin, yang ada dalam makanan kaya protein, seperti daging dan keju.
Pada kasus yang parah, ketidakmampuan menghasilkan enzim dapat menyebabkan masalah neurologis dan kelemahan otot. Sekali lagi, pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan menghindari makanan yang mengandung metionin dan mengonsumsi suplemen yang disarankan dokter.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
-
IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Saham-saham Rokok Jadi Pendorong
Terkini
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik