Suara.com - Semua orangtua akan sedih ditinggal anak untuk selamanya. Semua kenangan tentang anak pasti tidak akan mudah dilupakan begitu saja, seperti yang dialami orangtua Carmen Mark.
Orangtua siswi keperawatan berusia 18 tahun yang meninggal karena ruptur arteri di otaknya dua tahun lalu, kembali "mendengar" detak jantung anak perempuan mereka lagi di Singapura, Jumat 15 September.
Saat itu, adalah momen emosional bagi ayah Carmen, Mark Kok Wah (46), dan istrinya Ariess Tan (43), ketika mereka dipresentasikan rekaman jantung Carmen yang berdetak di tubuh perempuan Singapura bernama Serene Lee. Organ Carmen telah disumbangkan setelah dia meninggal, dan hatinya telah didonorkan kepada perempuan bernama Lee (37), yang menderita gagal jantung pada saat itu.
Tan, seorang konsultan keuangan, menangis tersedu-sedu, sementara Mark, seorang ahli konstruksi spesialis mengungkapkan, "Saya selalu tahu Carmen masih hidup."
Lee (37), pasien gagal jantung, telah menerima jantung Carmen setelah mahasiswa Politeknik Nanyang itu meninggal tiba-tiba pada 28 Juli tahun 2015.
Orangtua Carmen memberikan persetujuan untuk menyumbangkan organ-organ tubuh putri mereka berdasarkan Undang-Undang Medis (Terapi, Pendidikan dan Penelitian Singapura). Jantung, hati, ginjal dan pankreas Carmen kini berada di tubuh empat pasien.
Baru-baru ini, pada 4 Agustus, setelah ulang tahun kematian Carmen yang kedua, Lee menghubungi Mark lewat Facebooknya setelah melihat postingan-nya tentang keinginan untuk mendengar detak jantung putrinya lagi.
Dia memperkenalkan diri, dan bertanya apakah dia bisa mengunjunginya dan istrinya di Penang tempat mereka tinggal. Lee mengatakan, dia akan membawa stetoskop kepadanya untuk memenuhi keinginannya.
Meskipun nama donornya tetap anonim, Lee yang bekerja paruh waktu sebagai asisten klinik, telah menghubungi dan melacak pasangan tersebut setelah membaca tentang kematian Carmen.
Baca Juga: Gaya Hidup Sudah Sehat, Tapi Kok Kena Serangan Jantung?
Awal pekan ini, The Straits Times melaporkan tentang reuni antara orangtua Ibunda Lee dan ibunda Carmen, yang berlangsung pada Jumat sore.
Setelah laporan tersebut, perusahaan peralatan medis Cobs menawarkan kedua belah pihak menggunakan stetoskop elektronik yang mampu merekam detak jantung seseorang.
Perwakilan Cobs mengungkapkan, berkas yang direkam akan menjadi kenang-kenangan yang baik bagi orangtua Carmen, karena dapat dikirim melalui e-mail atau pesan instan ke berbagai perangkat, seperti komputer atau smartphone.
"Meskipun waktu saya bersamanya tidak lama, hanya sekitar enam tahun, dia adalah salah satu orang paling baik dan paling ramah yang saya kenal," kata Tan, ibunda Carmen, yang menangis saat mendengar rekaman tersebut.
Tan telah menikahi Mark sekitar enam tahun yang lalu. Ibu kandung Carmen telah meninggalkan keluarganya saat Carmen berusia sekitar tiga tahun.
Detak jantung Lee direkam di rumahnya pada hari Selasa, dan dipandu kepada orangtua Carmen pada hari Jumat pagi, menjelang kedatangannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?